LATTAKIA (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah Suriah telah melakukan serangan teroris dan pengecut terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus senjata kimia pada Rabu (21/8/2013) dini hari. Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang dibawa oleh senjata kimia tersebut.
Sebagai pembalasan atas pembantaian dengan senjata kimia tersebut, Amir mujahidin Jabhah Nushrah Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani hafizhahullah mengumumkan rangkaian operasi jihad “mata dibalas dengan mata”. Operasi pertama dimulai dengan mengeksekusi mati mufti agama Nushairiyah di provinsi Lattakia.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Penjelasan no. 375
Rangkaian peperangan “mata dibalas dengan mata” (1)
Mengeksekusi mati Badr Wuhaib Ghazal mufti agama Nushairiyah di Lattakia
Segala puji bagi Allah Sang Raja Yang Maha Tinggi, Yang telah memerintahkan kita untuk memutuskan perkara di antara manusia dengan adil dan mensyariatkan kepada kita pembalasan terhadap kejahatan dengan tindakan setimpal. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada sang ahli berperang yang senantiasa tersenyum, nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam, seluruh keluarganya dan sahabatnya. Amma ba’du.
Dalam fase baru dari fase-fase jihad di negeri Syam, thaghut Syam Bashar Asad bertindak lancang akibat kesombongan dirinya dan dorongan dari setan-setan jin dan manusia sehingga ia melakukan pembantaian biadab dengan gas beracun terhadap penduduk kita di distrik Ghautah Timur, sehingga menewaskan ratusan penduduk ahlus sunnah yang tak berdosa. Laa hawla wa laa quwwata illa billah al-‘aliyy al-azhim.
Maka para singa mujahidin bangkit, menampakkan taring-taringnya, mujahidin di negeri Syam yang diberkahi bergerak mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi penduduk ahlus sunnah dan menjadi tebusan guna membalaskan derita penduduk ahlus sunnah yang tertindas. Mereka bergerak dengan berselimutkan kemuliaan dan keksatriaan, untuk menimpakan kepada thaghut Nushairiyah dan pasukannya serangan keras. Mereka mengumumkan kepada seluruh dunia bahwa zaman kehinaan dan kenistaan telah berlalu, tidak ada waktu lagi untuk diam, sebab sikap mereka saat ini ditulis dengan darah bukan dengan tinta, para ksatria dikenali lewat tindakan mereka bukan dengan ucapan mereka.
Mengawali rangkaian operasi “mata dibalas dengan mata” yang telah diumumkan oleh Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani —semoga Allah menjaganya—, mujahidin Jabhah Nushrah —semoga Allah memenangkannya— mengeksekusi mati Badr Wuhaib Ghazal, mufti agama Nushairiyah di kota Lattakia. Sebelumnya ia telah tertangkap oleh mujahidin, segala puji dan karunia milik Allah Ta’ala semata. Badr Ghazal terang-terangan menunjukkan loyalitasnya kepadda rezim penjahat Nushairiyah, mendukung setiap pembantaian yang dilakukan rezim Nushairiyah terhadap penduduk muslim ahlus sunnah, bahkan ia selalu memprovokasi rezim Nushairiyah untuk melakukan pembantaian demi pembantaian.
Maka hendaklah penduduk ahlus sunnah mengetahui bahwa mereka memiliki singa-singa yang tidak tidur nyenyak di atas kasur empuk, hati mereka tidak pernah tenang dan mata mereka tidak pernah terpejam sampai mereka bisa membalas kebiadaban Nushairiyah yang melakukan kezaliman kepada mereka.
“Maka barangsiapa menyerang kalian, seranglah ia setimpal dengan serangannya kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah [2]: 194)
“Allah Maha Melaksanakan kehendak-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak memahaminya.” (QS. Yusuf [12]: 21)
Jabhah Nushrah
Yayasan Media Al-Manarah al-Baidha’
Jangan melupakan kami dalam doa Anda
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam
Senin, 19 Syawwal 1434 H/26 Agustus 2013 M
(muhibalmajdi/arrahmah.com)