Dua bakteri tahan obat “superbug” menjadi makin umum di seluruh Amerika Serikat termasuk satu bakteri yang mengakibatkan infeksi telinga yang sulit diobati pada anak-anak, kata para peneliti Selasa.
Satu lagi, yang disebut “staph aureus” atau MRSA, yang tahan terhadap “methicillin”, menewaskan sebanyak 19.000 orang Amerika pada 2005 dan membuat 94.000 orang lagi menderita sakit parah, demikian satu laporan di dalam Journal of the American Medical Association.
Dr. Michael Pichiechero dan Dr. Janet Casey, keduanya dari University of Rochester dan Legacy Pediatrics, tempat praktek mereka di New York, mendapati satu jenis baru kasus radang paru-paru tahan obat “Streptococcus” pada anak-anak yang menderita infeksi telinga.
Lima di antara anak-anak tersebut harus dirawat dengan obat anti-biotik yang hanya disetujui buat orang dewasa karena obat untuk anak-anak tak cukup kuat untuk membunuhnya.
Kedua dokter tersebut mengatakan para dokter dapat membantu mencegah masalah infeksi telinga dengan melakukan prosedur lama berteknologi rendah yang disebut ketukan pada telinga, yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan kadangkala merawat infeksi.
Dan kedua laporan itu menyatakan bahwa para dokter serta rumah sakit tak mengikuti garis panduan untuk memantau infeksi bakteri.
Pichichero dan Casey mengobati infeksi telinga sedang pada 1.816 anak dan melakukan ketukan pada telinga pada 212 di antara mereka. Itu melibatkan pembuatan lubang di gendang telinga untuk mengeluarkan cairan dan kemudian memeriksa cairan tersebut guna mengidentifikasi secara pasti jenis bakteri apa yang telah mengakibatkan infeksi itu.
Para dokter biasanya membuat perkiraan terbaik dan mengobati infeksi telinga pada anak dengan menggunakan anti-biotik apa saja yang mereka percaya paling cocok, tapi Pichichero mengatakan itu mungkin tidak optimal.
Timnya mendapati sembilan anak yang terserang infeksi rangkaian baru radang paru-paru “Streptococcus”. Empat anak telah menjalani lebih dari satu babak penggunaan anti-biotik dan lima anak harus dirawat dengan menggunakan “levofloxacin” –anti-biotik yang disetujui untuk orang dewasa. Anak lain dirawat dengan menggunakan “novocaine”
“Anak kecil merasa sangat sakit,” kata Pichichero dalam suatu wawancara telefon.
Mengempiskan bisul
“Infeksi telinga sebenarnya adalah sejenis bisul di belakang gendang telinga. Mengempiskannya secepatnya menghilangkan tekanan dan rasa sakit. Tindakan itu dengan cepat menurunkan demam. Lima-puluh persen waktu, tak diperlukan anti-biotik sama sekali,” katanya.
Ketukan pada telinga akan memungkinkan dokter mengidentifikasi secara tepat jenis bakteri apa yang menimbulkan infeksi pada anak dan memilih anti-biotik yang paling layak, kata Pichichero dan Casey.
Dan penggunaan anti-biotik yang tak terlalu sering akan membantu mengatasi ancaman perlawanan terhadap anti-biotik dan membuat obat lebih bermanfaat ketika akhirnya digunakan.
Untuk studi kedua, Dr. Monina Klevens dan rekannya di Centers for Disease Control and Prevention mengambil contoh laporan mengenai MRSA dari seluruh Amerika Serikat.
“Berdasarkan atas 8.987 kasus yang diteliti mengenai MRSA dan 1.598 kematian di rumah sakit di kalangan pasien yang terserang MRSA, kami memperkirakan bahwa 94.360 infeksi MRSA terjadi di Amerika Serikat pada 2005; infeksi ini berkaitan dengan kematian dalam 18.650 kasus,” tulis mereka dalam laporan mereka.
Infeksi MRSA dapat berkisar mulai dari bisul hingga infeksi yang lebih parah pada aliran darah, paru-paru dan tempat operasi. Para peneliti tersebut mengatakan 85 persen dari semua kasus berkaitan dengan rumah sakit, tempat perawatan dan instalasi lain perawatan kesehatan.
MRSA paling sering menyebar melalui tangan, selain peralatan medis yang tercemar.
Banyak ahli telah memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa praktek rumah sakit yang buruk menyebarkan bakteri berbahaya, dan studi demi studi memperlihatkan bahwa pekerja perawatan kesehatan, termasuk dokter dan perawat, seringkali bahkan gagal mencuci tangan mereka sebagaimana diinstruksikan, demikian Reuters.