KAIRO (Arrahmah.com) – Mantan presiden Mesir, Hosni Mubarak, yang dijerat dengan pasal pembunuhan, “benar-benar mengetahui berapa banyak peluru yang ditembakkannya ke arah demonstran,” ungkap mantan direktur intelijennya dalam sebuah surat kabar pada Kamis (26/5/2011).
Harian Al-Akhbar melaporkan bahwa jaksa penuntut mengambil kesaksian yang diberikan oleh Omar Suleiman, mantan kepala intelijen dan wakil presiden sementara, untuk menuntut Mubarak karena telah melakukan pembunuhan berencana.
“Mubarak tahu betul berapa jumlah peluru yang ditembakkan ke arah para demonstran. Mubarak pun tahu berapa jummlah korban yang tewas atau terluka,” Suleiman melaporkan kepada jaksa.
Suleiman mengatakan bahwa ia diharuskan untuk memberikan laporan per jam mengenai kemajuan aparat keamanan dalam menangani para demonstran yang dimulai pada 25 Januari untuk menggulingkan Mubarak.
“Laporan termasuk pada jumlah dan detail jenis amunisi dan peluru karet yang digunakan terhadap para pengunjuk rasa dalam rangka membatalkan revolusi,” lapor Al-Akhbar.
Mubarak akan tetap dijerat oleh pasal pidana meskipun laporan Omar Suleiman ini palsu.
Sebuah penyelidikan resmi menemukan bahwa setidaknya 846 orang tewas dalam pemberontakan untuk menggulingkan Mubarak pada tanggal 11 Februari, banyak dari mereka tewas akibat luka tembak. Menteri kehakiman mengatakan Mubarak mungkin dihukum mati jika terbukti bersalah.
Mubarak (83) juga menghadapi tuduhan lain, yakni korupsi. Ia ditahan polisi di sebuah rumah sakit di kota wisata Laut Merah Sharm el-Sheikh, setelah dilaporkan menderita serangan jantung selama interogasi. (althaf/arrahmah.com)