BEIJING (Arrahmah.id) — Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu bertemu dengan sejawatnya dari Cina di Beijing pada Rabu (12/1/2022) dan kedua pihak membahas situasi tentang masyarakat Turki Uighur.
“Membahas hubungan bilateral dan masalah regional kami dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi dari Cina,” kata Cavusoglu di Twitter, dikutip dari Anadolu Agency (13/1).
Mengevaluasi peluang kerja sama ekonomi bilateral, menteri Turki itu juga menyampaikan pandangan, harapan, dan kepekaan negaranya mengenai masalah-masalah dalam agenda kedua negara, terutama orang-orang Turki Uighur.
Turki dan Republik Rakyat Cina menjalin hubungan diplomatik sejak Agustus 1971.
Mengakui hak Cina untuk memerangi terorisme, Ankara telah mendesak Beijing untuk menarik garis tipis membedakan antara teroris dan orang-orang yang tidak bersalah.
Turki juga menegaskan kembali bahwa otoritas Cina diharapkan untuk menghormati hak asasi manusia yang universal, termasuk kebebasan beragama orang Turki Uighur dan kelompok Muslim lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pelanggaran identitas dan budaya Turki Uighur di Cina telah dikritik di hadapan internasional.
Laporan Human Rights Watch tahun 2018 merinci kampanye pemerintah Cina tentang “penahanan sewenang-wenang massal, penyiksaan, indoktrinasi politik paksa, dan pengawasan massal terhadap Muslim Xinjiang.” (hanoum/arrahmah.id)