DAMASKUS (Arrahmah.id) — Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa bertemu dengan Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Cory Mills dari Partai Republik di istana presiden di Damaskus pada Jumat (18/4/2025)
Dilansir SANA (19/4), foto-foto pertemuan itu dirilis resmi oleh Kepresidenan Suriah tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang isi pertemuan tersebut.
Namun menurut Reuters, Mills membahas sanksi AS dan Iran dengan asy Syaraa selama pertemuan 90 menit pada Jumat malam, berdasarkan pengakuan seorang anggota delegasi yang tidak disebutkan namanya.
Sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa anggota kongres lainnya, Marlin Stutzman, dijadwalkan bertemu dengan asy-Syaraa hari Sabtu.
Menanggapi pertanyaan tentang pertemuannya dengan asy-Syaraa, yang sedang dikenai sanksi AS, Stutzman berkata, “Kita tidak perlu takut untuk berbicara dengan siapa pun,” seraya mengutip contoh hubungan pemerintahan Trump dengan para pemimpin dari Iran dan Korea Utara.
Anggota Kongres Mills dan Stutzman tiba di ibu kota Suriah, Damaskus, ditemani oleh anggota komunitas Suriah di Amerika Serikat, dalam kunjungan yang menandai kunjungan pertama sejak jatuhnya rezim Suriah sebelumnya.
Menurut The New York Times, Mills mengatakan saat tiba, “Penting bagi kami untuk datang ke sini dan mendengarkan secara langsung. Ada peluang besar di sini untuk membantu membangun kembali negara ini dan membantu mencapai stabilitas di seluruh kawasan.”
Menurut Mills, Presiden Donald Trump berfokus pada kebijakan komprehensif yang bertujuan mencapai stabilitas di Timur Tengah dan memperluas Kesepakatan Abraham (mengacu pada perjanjian perdamaian yang ditengahi oleh Washington antara negara-negara Arab dan Israel dalam beberapa tahun terakhir).
Kedua anggota kongres AS tersebut mengunjungi beberapa bagian ibu kota Suriah yang hancur akibat perang dan bertemu dengan para pemimpin agama Kristen, dan mereka berencana untuk bertemu dengan menteri pemerintah lainnya, menurut Reuters.
Stutzman mengatakan kepada Reuters, “Ada peluang di sini; peluang ini hanya datang sekali seumur hidup. Saya tidak ingin Suriah jatuh ke pelukan Cina atau kembali ke pelukan Rusia dan Iran.”
Rekaman video anggota Kongres Mills di Gunung Qasioun di Damaskus menunjukkan dia berkata, “Ini adalah gunung yang (merujuk pada Presiden Suriah yang digulingkan Bashar al-Assad) digunakan untuk menembakkan artileri sambil menonton dari bentengnya (merujuk pada istana presiden).”
Ia menambahkan, “Pemerintah Suriah akan mengubah tempat ini menjadi ruang bagi keluarga di mana mereka dapat melihat kota dan menikmati taman serta bersenang-senang.”
Kunjungan ini dilakukan setelah AS menyampaikan sejumlah syarat kepada pemerintah Suriah untuk “membangun kepercayaan” antara Damaskus dan Washington, yang bertujuan untuk mencapai pencabutan sebagian sanksi terhadap Suriah, menurut The Washington Post. Delapan syarat diuraikan, termasuk:
- Mengizinkan pemerintah AS melakukan operasi “antiterorisme” di wilayah Suriah terhadap siapa pun yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional oleh Washington.
- Mengeluarkan pernyataan resmi publik yang melarang semua milisi dan aktivitas politik Palestina di wilayah Suriah, serta deportasi anggota kelompok-kelompok ini untuk “menenangkan kekhawatiran Israel.”
- Mengeluarkan pernyataan yang menyatakan dukungannya terhadap operasi Koalisi Internasional di Suriah yang bertujuan memerangi kelompok ISIS di negara tersebut. (hanoum/arrahmah.id)