MOSKOW (Arrahmah.id) — Pemimpin kelompok perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, melakukan kunjungan ke Rusia, Sabtu (10/9/2022). Dia dan delegasinya akan bertemu pejabat-pejabat tinggi Rusia untuk membahas perjuangan Palestina.
Dalam kunjungannya, Haniyeh didampingi Wakil Kepala Biro Politik Hamas di Tepi Barat Saleh al-Arouri serta anggota senior politbiro Hamas Moussa Abu Marzouk dan Maher Saleh.
Dilansir Al-Mayadeen (11/9), dalam kunjungan tersebut Haniyeh dan delegasinya hendak melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Mereka pun bakal diagendakan melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi Rusia lainnya.
“Kementerian Luar Negeri Rusia telah meminta agar kunjungan ini berlangsung beberapa hari. Tujuannya adalah untuk membahas masa depan hubungan bilateral untuk membantu perjuangan Palestina,” kata seorang juru bicara Hamas, dilaporkan Al-Mayadeen.
Pada Mei lalu, Kepala Divisi Hubungan Internasional Hamas Abu Marzouk melakukan kunjungan ke Rusia. Dia bertemu sejumlah pejabat negara tersebut untuk membahas beberapa isu terkait Palestina.
Pada Juli lalu, Rusia menyampaikan bahwa mereka akan melanjutkan upaya untuk memulai kembali proses perdamaian Israel-Palestina di bawah payung Kuartet Timur Tengah yang turut melibatkan Uni Eropa, PBB, dan Amerika Serikat (AS) sebagai mediator internasional. Dalam hal ini Moskow mendukung pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Kami secara konsisten mendukung dimulainya kembali negosiasi langsung Palestina-Israel, yang akan menghasilkan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dengan mempertimbangkan masalah keamanan nasional Israel,” kata Deputi Satu Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB 26 Juli lalu, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.
Polyansky menilai, upaya multilateral untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina perlu ditingkatkan, termasuk dalam format mediator internasional Kuartet Timur Tengah.
“Dengan ini, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk bekerja sama dengan mitra Kuartet untuk mengefisienkan pekerjaan dari format yang disetujui Dewan Keamanan PBB ini,” ucapnya.
Dia menekankan pentingnya koordinasi mediator internasional dengan mitra regional.
“Inisiatif Rusia untuk mengadakan pertemuan tingkat menteri Kuartet Timur Tengah yang diperluas dengan anggota kunci Liga Arab didorong persis oleh ini,” kata Polyansky.
Namun dia cukup menyesalkan kurangnya ketertarikan atau minat AS dalam melanjutkan kembali pekerjaan Kuartet Timur Tengah.
“Sayangnya, masalah ini tetap tidak terselesaikan karena kurangnya minat di AS untuk memulai kembali aktivitas Kuartet,” tuturnya.
Kendati demikian, Polyansky menekankan, Rusia akan melanjutkan upayanya, termasuk koordinasi aksi bersama untuk kembali ke jalur proses penyelesaian Timur Tengah demi solusi adil dari masalah Palestina.
“Seperti yang ditunjukkan oleh praktik, upaya untuk memonopoli pemukiman dan memaksakan perdamaian ekonomi pada rakyat Palestina alih-alih secara adil menghormati aspirasi mereka untuk menciptakan negara merdeka mereka sendiri tidak mengarah dan tidak dapat mengarah pada hasil nyata,” kata Polyansky. (hanoum/arrahmah.id)