ANKARA (Arrahmah.id) — Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu melakukan pembicaraan via telepon dengan Menlu Taliban Amir Khan Mutaqqi, Rabu (9/2/2022). Mereka membahas perkembangan situasi, termasuk pemenuhan hak-hak sipil, di Afghanistan.
Pada kesempatan itu, Cavusoglu menekankan pentingnya pembentukan pemerintahan di Afghanistan dengan partisipasi masyarakat luas. Menurutnya, hal itu penting untuk stabilitas dan perdamaian di negara tersebut.
Cavusoglu pun menyampaikan keprihatinan atas kabar hilangnya sejumlah aktivis perempuan Afghanistan.
“Kami sangat prihatin dengan berita mengenai hilangnya beberapa aktivis perempuan di Afghanistan,” ujar Cavusoglu, dikutip Anadolu Agency (9/2).
Selain itu, Cavusoglu turut menekankan pentingnya pendidikan untuk kaum perempuan di Afghanistan.
“Kami mengikuti langkah-langkah positif yang diambil di Afghanistan dalam hal ini,” ucapnya, mengacu pada dibukanya kembali sejumlah universitas negeri di negara tersebut baru-baru ini.
Sementara itu Amir Khan Mutaqqi menyampaikan harapan kesembuhan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dari Covid-19. Akhir pekan lalu, Erdogan mengungkapkan bahwa dia dan istrinya positif terinfeksi virus corona. Erdogan hanya mengalami gejala ringan dan tetap menjalankan tugasnya sebagai presiden dari kediamannya.
Selain itu, Mutaqqi turut mengucapkan terima kasih atas bantuan kemanusiaan darurat seberat 750 ton yang dikirim Turki ke Afghanistan awal pekan ini.
Di bawah payung Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) yang dikelola negara, setidaknya 11 organisasi kemanusiaan Turki berkontribusi pada pengiriman bantuan kemanusiaan ke Afghanistan. Pada Senin (7/2) lalu, sebuah kereta amal khusus yang membawa 750 ton pasokan darurat dari Turki tiba di Herat, Afghanistan timur.
Menurut PBB, saat ini setengah dari populasi Afghanistan menderita kelaparan akut. Lebih dari 9 juta warga di sana telah kehilangan tempat tinggal. Jutaan anak pun dilaporkan putus sekolah.
Krisis kemanusiaan di Afghanistan terus memburuk sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di negara tersebut pada pertengahan Agustus tahun lalu.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah menyerukan masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan ke Afghanistan. Dia turut mendesak agar aset yang dibekukan setelah Taliban berkuasa dicairkan. (haoum/arrahmah.id)