GAZA (Arrahmah.id) – Operasi perlawanan Palestina pada Senin (22/1/2024), di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah, mengakibatkan tewasnya 21 tentara “Israel”. Tentara pendudukan mengumumkan pada Selasa (23/1), dan menggambarkannya sebagai operasi tersulit sejak awal invasi Jalur Gaza pada 27 Oktober tahun lalu.
Dalam rincian operasi tersebut, juru bicara militer “Israel” Daniel Hagari menjelaskan bahwa pejuang Palestina menembakkan rudal RPG ke tank yang mengamankan pasukan “Israel”, dan pada saat yang sama terjadi ledakan di dua gedung berlantai dua, sementara sebagian besar pasukan “Israel” ada di dalamnya, atau di dekat mereka.
Alat peledak mereka meledak
Sementara itu, Perusahaan Penyiaran “Israel” (Kan) melaporkan bahwa insiden yang menyebabkan kematian 21 tentara itu terjadi di kamp Maghazi.
Kan menjelaskan, insiden tersebut terjadi ketika tentara memasang jebakan pada dua bangunan di kamp tersebut, dan kemudian pejuang Hamas menembakkan rudal anti-tank, yang menyebabkan ledakan alat peledak dan runtuhnya dua bangunan tersebut.
Kan menambahkan, ledakan yang menewaskan tentara tersebut terjadi 600 meter dari pagar perbatasan, seraya menekankan bahwa operasi penyelamatan bagi mereka yang terluka akibat runtuhnya dua bangunan dari bawah reruntuhan berlanjut selama berjam-jam kemarin malam.
Kan mencontohkan, awak tank yang berada di sana untuk mengamankan tentara di lokasi kecelakaan, langsung terkena serangan peluru pejuang Palestina.
Sementara surat kabar “Israel” Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa penyelidikan awal atas kejadian yang menyebabkan tewasnya tentara di kamp Maghazi menunjukkan bahwa ledakan tersebut terjadi akibat penembakan dua rudal RPG yang mengenai sebuah tank dan mengebom bangunan yang akhirnya runtuh menimpa tentara.
Mengapa mereka memasang jebakan di rumah-rumah?
Sementara itu, situs web Wala “Israel” melaporkan bahwa tentara tersebut memasang jebakan di dua bangunan di kamp Maghazi dengan tujuan meledakkan 10 rumah di daerah tersebut, sehingga mereka dapat diketahui oleh tentara, dengan dalih untuk mencegah pejuang Hamas bersembunyi di sana, menurut apa yang mereka ungkapkan.
Website tersebut mengonfirmasi bahwa pengeboman yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina terhadap dua bangunan yang berdekatan menyebabkan keruntuhan bangunan tersebut, membuat daerah tersebut tampak seperti sarang kehancuran, mengubur para tentara di bawah reruntuhan, dan menggambarkan kejadian tersebut sebagai “gempa bumi.”
Operasi perlawanan di kamp Al-Maghazi terjadi setelah tentara “Israel” pada Senin (22/1) mengumumkan bahwa mereka terus memerangi faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza utara dan tengah, sementara media “Israel” telah berbicara selama berhari-hari tentang pergerakan tentara ke fase ketiga perang, dan penarikan sejumlah pasukan dari wilayah utara Jalur Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)