Jakarta (Arrahmah.com) – Hingga kini belum ada kejelasan bagaimana bom dan bahan peledak bisa masuk ke Hotel Marriott dan The Ritz Carlton. Sebab, pengamanan di kedua hotel bertaraf internasional ini sangat-sangat ketat. Polisi masih terus menyelidikinya.
Ada dugaan saat memasukkan bahan peledak ke hotel bintang lima itu, pelaku menumpang Taksi Silver Bird. Menurut salah seorang sumber detikcom yang pernah menginap di Hotel Marriott, Senin (20/7/2009), tamu hotel yang datang dengan menumpang taksi Silver Bird diperlakukan tidak terlalu ketat.
Barangkali celah inilah yang digunakan oleh para pelaku peledakan bom. Bisa jadi pelaku sudah melakukan survei mengenai pelayanan di hotel Marriott sejak lama.
Salah seorang petugas keamanan yang tidak mau disebut namanya membantah dugaan itu. “Penanganan terhadap semua tamu hotel sama, termasuk tamu yang datang dengan Taksi Silver Bird atau taksi Alphard,” kata dia.
Penanganan terhadap para tamu itu berlapis. Sebelum masuk pintu gerbang, setiap mobil akan menjalani pemeriksaan metal detector. Bila mobil dan semua barang di mobil itu sudah clear, maka mobil akan diperbolehkan masuk menuju depan lobby hotel.
Saat tamu masuk ke dalam lobby hotel, pemeriksaan metal detector kembali dilakukan. Semua barang bawaan juga diperiksa ketat dengan metal detector. “Saya juga bingung mengapa bahan peledak bisa masuk ke hotel, padahal pemeriksaan benar-benar ketat,” kata dia.
Bisa jadi, bahan peledak itu benar-benar tak terendus oleh peralatan yang digunakan petugas keamanan. Mungkin para pelaku peledakan sudah mempelajari bagaimana cara agar bahan peledak tidak terendus oleh peralatan yang digunakan.
“Kalau kemungkinan itu, sebenarnya sangat kecil. Karena peralatan yang kami gunakan metal detector yang sudah berstandar internasional,” ujar petugas keamanan itu.
Hingga saat ini polisi belum merilis bagaimana bom bisa masuk ke dalam hotel. Polisi hanya memastikan bahwa bom yang meledak di Marriott dan The Ritz merupakan bom berdaya ledak tinggi (high explosive) yang mirip dengan bom Bali atau bahan peledak yang ditemukan polisi di Cilacap, di tempat persembunyian Noordin Moh Top.
Polisi juga belum merilis siapa pelaku peledakan bom yang menewaskan 9 orang itu. Polisi hanya memastikan bahwa bom itu merupakan bom bunuh diri dengan salah satu pelaku berinisial N. Namun, informasi yang sudah beredar ke media massa, salah seorang pelaku itu adalah Nur Hasbi, anggota JI asal Temanggung. (fad/detik)