NEW YORK(Arrahmah.id) – Badan pengaturan standar internasional (ISO) telah menyetujui kode dagang baru untuk toko senjata api, kata seorang perwakilan di Jenewa, Jumat(9/9/2022) menyusul tekanan dari para aktivis yang mengatakan hal itu akan membantu melacak pembelian senjata yang mencurigakan.
Pada pertemuan pekan ini, subkomite dari ISO menyetujui apa yang disebut sebagai “kode kategori pedagang” untuk toko senjata api, kata seorang juru bicara.
Keputusan dari organisasi nirlaba yang berbasis di Jenewa ini telah lama dinantikan oleh para pendukung aturan jual beli senjata yang ketat, termasuk Senator AS Elizabeth Warren dan anggota partai Demokrat lainnya.
Hal ini akan membantu bank yang memproses pembayaran transaksi senjata untuk memutuskan apakah akan menetapkan kode baru untuk para pedagang. Kode ini nantinya bisa melacak di mana seseorang membelanjakan uang, tetapi tidak akan menunjukkan barang spesifik apa yang dibeli.
Penetapan kode tersebut berdasarkan permintaan dari Amalgamated Bank (AMAL.O) New York, yang menyebut dirinya sebagai pemberi pinjaman dan investor yang bertanggung jawab secara sosial kepada ISO.
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Eksekutif Amalgamated Priscilla Sims Brown mengatakan kode ini akan memungkinkan lembaga keuangan menggunakan alat baru untuk mendeteksi dan melaporkan aktivitas mencurigakan yang terkait dengan perdagangan senjata dan penembakan massal, tanpa menghalangi penjualan senjata legal.
“Tindakan ini menjawab desakan jutaan orang Amerika yang menginginkan keselamatan,” kata Brown.
Beberapa aktivis hak asasi senjata khawatir kode baru ini bisa mengarah pada pengawasan yang tidak sah.
Penembakan massal tahun ini termasuk pembantaian di Texas yang menewaskan 19 anak-anak dan dua guru semakin memperpanjang polemik tentang pengendalian senjata di Amerika.
Di tempat terpisah, perwakilan dari Mastercard Inc (MA.N) mengatakan “Masih belum begitu jelas bagi kami bagaimana penerapan kode ini oleh pedagang dan bank karena selama ini kami mendukung jual beli yang sah dan di sisi lain tugas kami untuk melindungi privasi nasabah.”
Sementara perwakilan American Express (AXP.N) dan Visa (VN) belum memberikan komentar. (ZarahAmala/arrahmah.id)