DUBAI (Arrahmah.com) – Orang kedua dalam tubuh Al Qaidah, dalam videonya, bersumpah akan membunuh orang Barat yang menganiaya dan melakukan kejahatan lainnya terhadap kaum muslimin, sebagaimana diungkapkan oleh salah satu tim buatan AS yang selama ini bertugas untuk mengawasi situs-situs Islam pada Senin (5/10).
IntelCenter yang berbasis di AS mengklaim bahwa Ayman al-Zawahiri mempersembahkan video terbarunya, yang dirilis pada Minggu (4/10), untuk menghormati rekannya Syaikh Ibn al-Syaikh al-Libi atau Ali Mohamed Abdelaziz al-Fakhiri, yang tewas di penjara Libya awal tahun ini.
“Amerika Serikat sedang menipu kita melalui Obama yang ‘ramah’, yang selalu berdalih sedang mencari perdamaian dan membela hak asasi manusia,” ujar Zawahiri tentang Presiden AS Barack Obama.
Al-Zawahiri mengatakan pihaknya sedang mempelajari kondisi kematian Al-Libi dan mengancam Barat dengan munculnya penyerangan baru.
“Wahai para pembunuh, penghisap darah,” ujar al-Zawahiri, “Kami akan menumpahkan darah dan terus menguras perekonomian kalian hingga kalian menghentikan kejahatan, wahai para pembohong besar.”
“Wahai para penumpah darah, pembunuh orang yang tidak berdosa,” lanjutnya.
“Insya Allah, kami akan membalas dendam pada kalian untuk setiap mujahid, setiap janda, setiap anak yatim, dan setiap Muslim, dan kami akan membela setiap orang yang tertindas di dunia ini.”
“Dengan pertolongan Allah, kami akan berbicara dengan kalian dalam bahasa yang dengan mudah kalian mengerti sampai kalian menahan diri dan menghentikan kejahatan kalian.”
Video ini dirilis oleh sayap produksi media Al Qaidah, as-Sahab.
“Syaikh al-Libi tewas di Libya” dan “pemerintah kalian telah terlibat bersama dengan rezim Libya untuk melakukan pembunuhan tersebut,” lanjut beliau.
Zawahiri menambahkan bahwa al-Libi merupakan pemimpin militer mujahidin Arab dalam pertempuran Tora Bora tahun 2001, yang pertama kali dilancarkan oleh Amerika Serikat di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan sebagai upaya untuk menangkap pemimpin Al-Qaidah, Usama bin Ladin.
Menurut penuturan al-Zawahiri, al-Libi ditangkap di Pakistan dan disiksa selama penahanannya di beberapa negara, termasuk Mesir.
“Syaikh al-Libi disiksa di Mesir, ia dipaksa untuk membuat pengakuan palsu yang menghubung-hubungkan antara Al-Qaidah dengan rezim Saddam Hussein di Irak yang dijadikan salah satu alasan Washington untuk membenarkan invasi Irak pada tahun 2003,” katanya.
“Syaikh al-Libi adalah satu dari ribuan muslim yang telah dan masih di bawah penganiayaan penjara monster Amerika,” lanjutnya geram.
“Obama, anda yang selalu berbicara tentang hak asasi manusia, berapa banyak penjara rahasia di sana? Dimana tempatnya? Berapa banyak korbannya? Berapa banyak di antara mereka yang tewas? Berapa banyak yang menjadi cacat? Bagaimana nasib mereka?”
Janji Obama pada saat ia masa awal kepemimpinannya untuk menutup Guantanamo tidak lebih dari janji palsunya. Jelang 2010 ini, Obama giat melobi sekutu Eropanya untuk menerima tahanan yang akan dipindahkan dari Guantanamo. (althaf/rtrs/afp/ansar/rvthb/arrahmah.com)