GAZA (Arrahmah.com) – Mendekati peringatan 2 tahun tragedi berdarah Mavi Marmara, Gaza kedatangan ayah dari seorang syuhada yang gugur ditembus peluru Israel pada tragedi Mavi Marmara 31 Mei 2010 yang lalu. Furqan Dogan, merupakan salah satu dari 9 syuhada yang gugur pada saat penyerangan Israel ke kapal Mavi Marmara. Dari kesembilan korban tersbut, Furqan adalah yang termuda, saat itu usianya baru 19 tahun.
Dalam rilisnya Mer-C menyatakan Kedatangan sang Ayah bersama dengan rombongan dari IHH Turki bertujuan untuk bersilaturahim dengan rakyat Gaza. Relawan MER-C di Gaza turut bersilaturahmi dan menyambut kedatangannya. Ayahanda Furqan menceritakan bahwa dia mengetahui anaknya gugur baru pada hari ketiga setelah penyerangan, setelah zionis Israel mengembalikan seluruh tawanan dan korban penyerangan ke Turki. Dia sama sekali tidak menyangka sebelumnya bahwa anaknya menjadi salah satu korban yang gugur. Namun dengan tegar Ahmet Dogan menyatakan bahwa ini adalah kehendak dari ALLAH, dan smeoga menjadi syafaat di hari akhir kelak.
Lulus SMU dengan predikat nilai tertinggi di sekolahnya, Furqan bercita-cita menjadi dokter spesialis Mata. Ketika sang Ayah bertanya, kenapa ingin menjadi dokter mata, Furqan menjawab, saya ingin pergi ke Afrika dan membantu saudara-saudara kita yang terkena katarak. Niat tulus tersebut sebentar lagi menjadi kenyataan karena anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut ternyata telah mendaftar di sebuah universitas favorit. Namun ALLAH berkehendak lain, kemuliaan syahid lebih dahulu menghampirinya.
Sang Ayah, Ahmet Dogan mengatakan bahwa kedatangannya ke Gaza adalah mewakili Furqan Dogan, yang belum sempat menginjakan kakinya di Gaza. Namun demikian nama Furqan Dogan telah terpatri di hati masyarakat Gaza atas perjuangannya. Ahmet Dogan juga mengatakan bahwa gugurnya Furqan tidak akan sia-sia dan insha ALLAH akan menjadi syafaat di hari kiamat kelak. Ibunda Furqan menurut Ahmet, bahagia dan sangat bangga dengan anaknya.
Sebagaimana diketahui, pada tanggal 31 Mei 2010 kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara yang berisikan 600 relawan dari 30 negara dirampok dan dibajak oleh Zionist Israel di perairan international Mediterania. Empat orang relawan MER-C dan Jurnalis TV One yang turut dalam rombongan tersebut ikut dijebloskan ke dalam penjara oleh zionis Israel. Sembilan orang gugur sebagai syuhada insha ALLAH, dan puluhan lainya mengalami luka-luka, termasuk 2 orang relawan asal Indonesia.
Sementara itu, dua diantara relawan MER-C yang turut di dalam kapal Mavi Marmara, yaitu Abdillah Onim dan Nur Ikhwan Abadi hingga kini masih bertugas di Jalur Gaza untuk melanjutkan program pembangunan RS Indonesia di sana. (bilal/arrahmah.com)