AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Ayah dari seorang tentara salib Amerika Serikat (AS), Bowe Bergdahl yang ditahan oleh Mujahidin Taliban Afghan (Imarah Islam Afghanistan) sejak tahun 2009, merasa frustasi karena telah lebih dari satu tahun upaya diplomasi rahasia belum berhasil untuk membebaskan putranya.
“Setiap orang frustasi karena betapa lambatnya proses itu telah berkembang,” katanya, saat diwawancarai oleh Idaho Mountain Express.
Oleh karena itu, dia, Bob Berghdahl sedang mempelajari bahasa Pashto – salah satu bahasa nasional Afghan – demi ingin melakukan pembicaraan secara langsung dengan Mujahidin Taliban.
“Saya merasa bahwa saya harus melakukan tugas saya sebagai ayahnya,” katanya. “Saya berusaha menuju diplomatik dan solusi kemanusiaan.”
Bob Berghdahl mengatakan bahwa dia dan istrinya kecewa karena anak mereka yang sekarang berusia 26 tahun masih ditahan selama hampir tiga tahun.
Bob Berghdahl berniat untuk menangani masalah putranya sendirian, dia telah mendesak presiden Barack Obama untuk membebaskan putranya, namun nampaknya Obama enggan untuk berusaha melakukan upaya pembebasan. Dia belajar bahasa Pashto dengan menjangkau para ahli regional dan mencoba menghubungi Mujahidin Taliban melalui situs resmi Taliban.
Ayah Bowe Bergdahl itu mengatakan kepada Idaho Mountain Express dia berharap AS dapat menukar tahanan Muslim di Guantanamo sebagai win-win solution untuk pembebasan putranya tersebut. Bob Berghdahl mengatakan jika AS melakukan itu, selain dapat menyelamatkan anaknya, hal tersebut juga dapat memperbaiki hubungan dengan orang Afghan. (siraaj/arrahmah.com)