JAKARTA (Arrahmah.com) – Para tokoh lintas agama akan menggunakan isu toleransi umat beragama untuk menggelar pesta silaturrahim antar-agama. Pekan ini, Ahad (6/2/2011), Inter Religious Council Indonesia (IRC) yang dimotori oleh para tokoh lintas agama akan menggelar Pekan Kerukunan antar Umat Beragama se-Dunia (World Interfaith Harmony Week) di Istora Senayan, Jakarta, sejak pukul 09.30- 12.00 WIB. Mereka menargetkan agar perayaan pluralisme ini akan dihadiri oleh sepuluh ribu umat dari berbagai agama.
Dalam jumpa pers, Senin (31/12011) pagi, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin didampingi oleh sejumlah tokoh lintas agama, di antaranya: Pdt. Andreas Yewangoe (Ketua Umum PGI), Mgr. Martinus Situmorang (Ketua KWI), Romo Beny Susetyo (Ketua Umum PGI), S Udayana (Hindu), Rusli (Walubi), dan Uung Sendana (Matakin).
Dikatakan Andreas Yewangoe, beberapa tahun terakhir ini, ada kecenderungan peningkatan kekerasan atas nama agama di beberapa tempat. Dengan latar belakang itu, para tokoh lintas agama merasa perlu mengadakan perayaan kerukunan antar umat beragama sedunia. ”Sesungguhnya agama bisa memainkan peran yang positif, juga sekaligus negatif, terlebih jika agama disikapi secara keliru. Kami berharap, kerukunan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas atau elit politik, tapi juga di level bawah,” kata Andreas.
Perayaan yang diadakan oleh IRC Bhineka Tunggal Ika ini mendapat dukungan oleh CDCC (Center for Dialogue and Cooperation Among Civilization), PP Muhammadiyah, ORBIT, PGI (Persatuan Gereja Indonesia), KWI (Konferensi Wali Gereja), MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia), WALUBI (Wakil Umat Budha Indonesia) dan Majelis TAO Indonesia.
Rencananya, kegiatan tersebut akan menyampaikan pesan kerukunan dari tokoh agama, Sekjen Religious For Peace New York dan dari tokoh nasional. Sejumlah selebritis ibukota seperti Rossa, Edo Kondolegit, Delon, Iis Dahlia, Cici Paramida, Kristina, Debu, Trio Fatimah diiringi oleh Orkestra Dwi Darmawan akan meramaikan perayaan ini. ”Kegiatan ini juga mempertunjukkan budaya Barongsai, bela diri Tapak Suci, Wushu, Nichiren Shosu, dan marching band,” tandas Din.
Dikatakan Din Syamsuddin, perayaan yang bertema ”Harmony in Diversity World Interfaith Harmony Week” ini merupakan program Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan setiap minggu pertama bulan Februari. Kegiatan tahunan PBB ini dimaksudkan untuk mengakhiri perjalanan panjang pertikaian antar agama dan kekerasan, sehingga umat beragama dapat hidup layak dan damai tanpa perang maupun kekerasan.
Perayaan ini, lanjut Din, atas inisiatif Raja Jordan Abdullah II dan Pangeran Ghazi bin Mamad the UN General Assembly. Dalam upaya mendukung program PBB tersebut, Inter-Religious Council Indonesia sebagai wadah berhimpunnya tokoh-tokoh lintas agama juga akan menyelenggarakan perayaan tersebut di Indonesia.
“Kegiatan ini Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung program PBB dan mengkampanyekan hubungan yang harmonis antar umat beragama, juga sekaligus wahana silaturahmi antar umat beragama di Indonesia,” ungkap Din.
Yang jelas perayaan lintas agama tersebut mengusung faham pluralisme agama, maka bertentangan dengan Fatwa MUI Nomor 7/MUNAS VII/MUI/II/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama. Terlebih kegiatan yang dimotori oleh tokoh lintas agama ini akan menggelar doa bersama dari berbagai agama. Umat Islam harus mewaspadai perayaan kaum Sepilis atas nama agama dan budaya ini. (voa-islam/arrahmah.com)