BEIJING (Arrahmah.com) – Dalam kunjungannya ke Asia, menhan AS, Leon Panetta, bermaksud untuk menekankan komitmen AS dalam rangka memperkuat hubungan dengan sekutu kunci dan negara-negara mitra.
Panetta memulai kunjungan pada hari Jumat (21/10/2011) selama seminggu, berhenti di Indonesia, Jepang, dan Korea. Selain pertemuan dengan pejabat pemerintah, ia berencana untuk mengadakan sesi pertemuan dengan pasukan AS di Jepang dan Korea, tempat AS ‘menitipkan’ pangkalan militernya, baik militer darat, laut, dan udara.
Perjalanan Panetta ini dinilai sebagai upaya pemerintahan Obama untuk mengalihkan fokus keamanan nasional terhadap Asia. Setelah perang Irak berakhir dan pemerintah telah menetapkan 2014 sebagai tanggal target untuk menyelesaikan misi tempurnya di Afghanistan, Gedung Putih ingin mengeratkan hubungan dan persaingan di kawasan Asia-Pasifik.
Presiden Barack Obama sendiri berencana untuk mengunjungi Bali pada bulan November untuk menghadiri sebuah pertemuan Asia Timur, setelah kunjungan ke Australia. Dia juga akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan pemimpin Asia-Pasifik di Hawaii pada bulan November.
Di Indonesia, pemberhentian pertama kunjungan seminggunya di Asia, Panetta direncanakan akan menghadiri pertemuan para menteri pertahanan dari 10 negara anggota ASEAN. Pembicaraan akan diadakan di Bali, kota yang menjadi lokasi pemboman tahun 2002 yang menewaskan 202 orang.
Indonesia, diincar oleh AS karena dinilai berbahaya dan rentan dengan serangan ‘teror’.
Tahun lalu, Amerika Serikat kembali bekerjasama dengan pasukan khusus Indonesia setelah lebih dari satu dekade hubungan kedua negara terputus atas dugaan pelanggaran HAM oleh anggota pasukan khusus, yang dikenal sebagai Kopassus. Panetta pada kunjungannya diperkirakan akan membahas prospek untuk meningkatkan kerjasama lebih lanjut.
Washington memutuskan semua hubungan dengan militer Indonesia pada tahun 1999, setelah Timor Timur meminta untuk memisahkan diri. Menurut AS, Kopassus melakukan pelanggaran HAM dalam menangani pemberontakan Fretilin.
Kelompok hak asasi manusia internasional juga mengatakan anggota Kopassus terkait dengan hilangnya aktivis mahasiswa pada tahun 1997 dan 1998 dan tidak pernah bertanggung jawab.
Di Tokyo, Panetta direncanakan untuk bertemu dengan pejabat tinggi pemerintah Jepang untuk membahas berbagai isu pertahanan, termasuk rencana memindahkan Stasiun Udara Korps Marinir Futenma di pulau Okinawa Jepang selatan ke daerah yang kurang ramai dari pulau itu.
Panetta juga diperkirakan akan membahas penjualan senjata dengan Jepang. Jepang telah ingin membeli pesawat tempur siluman AS yang baru, F-22, tetapi Kongres telah melarang penjualan ekspor pesawat itu. Jepang tetap tertarik dengan Lockheed F-35 atau pesawat tempur Super Hornet Boeing F/A-18, dan keputusan mengenai hal itu diharapkan segera diberikan.
Washington merupakan sekutu utama Tokyo. Sekitar 50.000 tentara AS telah ditempatkan di Jepang. Keprihatinan utama Jepang adalah Cina dan Rusia juga dengan ancaman rudal balistik Korea Utara.
Panetta melakukan kunjungan tersebut untuk melanjutkan agenda pendahulunya, Robert Gates, yang belum tuntas. Dalam pidato bertanggal 12 Oktober, Panetta menyebutkan bahwa kekhawatiran mengenai geliat ancaman keamanan terus meningkat di
wilayah Asia-Pasifik, sehingga AS merasa harus segera meningkatkan kualitas dan investasi pasukan mereka yang sudah menyebar di wilayah Asia-Pasifik.
Jepang dan Kora Selatan merupakan sekutu AS dalam perjanjian kebijakan keamanan di wilayah tersebut.
Ini merupakan perjalanan ketiga Panetta ke luar negeri sejak mengambil posisi menhan 1 Juli lalu. Ia mengunjungi Irak dan Afghanistan bulan lalu, dan awal bulan ini ia pergi ke Mesir, Israel, dan Italia, serta menghadiri pertemuan NATO di Brussels. (althaf/arrahmah.com)