GOLAN (Arrahmah.com) – Tentara Austria dalam Pasukan Pengamat Pembebasan PBB (UNDOF) di Golan Heights mulai ditarik mundur pada Rabu (12/6/2013), beberapa hari setelah Wina memutuskan untuk keluar dari misi karena alasan keamanan terkait dengan perang di Suriah, lansir Daily Star.
Sekitar 70 tentara Austria memasuki sisi “Israel” melalui persimpangan Quneitra, satu-satunya wilayah penghubung langsung antara “Israel” dan Suriah.
Penarikan pasukan mereka yang berjumlah 378 tentara akan dilakukan secara bertahap. Gelombang pertama pemulangan pasukan tiba dengan jip disertai dengan kendaraan lapis baja sebelum menyeberang melalui perbatasan Suriah dan “Israel”.
Saat melewati pemeriksaan keamanan, mereka menyatakan bahwa mereka menyadari situasi bisa berkobar setiap saat.
Mereka memasuki sebuah pangkalan PBB di sisi “Israel”, dan tak lama kemudian berangkat ke bandara internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv dalam konvoi didampingi enam kendaraan yang lebih kecil.
Austria, yang telah menjadi bagian dari UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force), pasukan PBB yang memantau gencatan senjata antara Suriah dan “Israel” sejak tahun 1974, pada hari Kamis mengumumkan akan menarik pasukan “penjaga perdamaian” mereka karena memburuknya keamanan.
Menteri Pertahanan Austria, Gerald Klug, mengatakan penarikan pasukan mereka akan memakan waktu dua sampai empat minggu.
Seorang pejabat pemerintah “Israel” mengatakan kepada AFP pada hari Selasa bahwa beberapa lusin tentara Austria sudah meninggalkan markas misi. Radio “Israel” mengatakan mereka adalah staf administrasi.
“Tapi sebagian besar tentara akan tetap di tempat sampai PBB menemukan sebuah negara yang bisa mengirim pasukannya untuk menggantikan tentara Austria,” kata pejabat pemerintah “Israel”, yang meminta untuk tidak diidentifikasi.
PBB sedang berusaha membujuk Austria untuk memperlambat diri dari penarikan pasukan mereka sejak Maret.
Ketika penarikan pasukan Austria selesai, UNDOF hanya akan menyisakan 534 tentara: 341 dari Filipina dan 193 dari India, kata para pejabat PBB.
Setahun lalu UNDOF memiliki lebih dari 1.100 tentara. Tapi Jepang dan Kroasia telah menarik tentara mereka dalam beberapa bulan terakhir dari pertempuran antara pasukan boneka Suriah dan Mujahidin yang akhirnya tumpah ke zona gencatan senjata.
Awal tahun ini, negara Yahudi “Israel” menyatakan kecemasan mereka atas bisa ditarik keluarnya seluruh pasukan PBB.
“Israel” takut kepergian pasukan UNDOF bisa meninggalkan kekosongan di zona gencatan senjata dan membuatnya terbuka untuk infiltrasi oleh kelompok Mujahidin Al-Qaeda.
Sementara itu, Moskow telah menawarkan untuk mengirimkan tentara Rusia untuk memperkuat UNDOF jika seluruh pasukan ditarik mundur. Tapi di bawah persyaratan perjanjian tahun 1974 yang menetapkan tentang pasukan “penjaga perdamaian”, tidak ada pasukan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (China, Perancis, Rusia, Inggris, dan Amerika) yang bisa berpartisipasi. (banan/arrahmah.com)