MELBOURNE (Arrahmah.com) – Pejabat tinggi militer Australia pada Minggu (22/11/2020) bahwa departemen pertahanan harus memiliki laporan terbaru mengenai pasukannya yang melakukan kejahatan di Afghanistan dan bersumpah untuk melakukan perubahan agar kekejaman serupa tak terjadi kembali.
Laporan yang diterbitkan pada Kamis lalu setelah penyelidikan terhadap perilaku personil pasukan khusus negeri kangguru itu antara 2005 dan 2016 menemukan bahwa pasukan senior memaksa juniornya untuk melakukan pembunuhan membabi buta terhadap sejumlah warga sipil dan tahanan tak besenjata sebagai pengalaman pertama mereka dalam pertempuran.
Kepala Dephan, Jenderal Angus Campbell, mengungkapkan pada hari yang sama (22/11) bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban untuk memastikan laporan tersebut ditangani secara menyeluruh, serta untuk tugas dan kinerjanya sebagai komandan di Timur Tengah pada tahun 2011.
“Saya ingin ADF (Angkatan Pertahanan Australia) mengakui bahwa ini adalah sesuatu yang harus kami miliki karena jika kami tidak memilikinya, kami tidak akan memperbaikinya dan jika kami tidak memperbaikinya, kengerian ini mungkin muncul lagi dan saya tidak bisa menerimanya,” kata Campbell kepada televisi ABC.
Laporan yang merujuk pada 19 tentara saat ini dan mantan tentara untuk kemungkinan dituntut menyebabkan rasa malu dan marah di Australia, negara yang biasanya menghormati sejarah militernya.
“Saya melihat tanggung jawab berlapis di sini,” kata Campbell. “Saya bertekad untuk melihat perubahan yang mendalam, komprehensif, dan abadi jika diperlukan.” (Althaf/arrahmah.com)