SYDNEY (Arrahmah.com) – Sekitar 300 tentara Australia bertolak dari Australia menuju Irak pada Jum’at (11/11/2016) untuk bergabung dalam upaya untuk memerangi ISIS.
Pasukan Australia tersebut akan ditempatkan di Irak selama enam bulan dan akan berfungsi sebagai bagian dari Operasi OKRA – nama yang diberikan kepada militer Australia yang ikut serta dalam upaya-upaya internasional saat ini untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS.
“Misi kami adalah untuk melatih Pasukan Keamanan Irak saat mereka melanjutkan pertempuran mereka melawan ISIS,” kata Kolonel richad Vagg, anggota misi, kepada media lokal, Kamis (10/11), sebagaimana dilansir Al Araby.
Anggota militer Australia yang lain, Brigadir Ben James menegaskan bahwa penyebaran pasukan tersebut merupakan ronde keempat dari tentara Australia dan Selandia Baru di Irak sejak Australia bergabung dengan koalisi internasional dalam memerangi ISIS pada bulan September tahun 2014.
Operasi untuk merebut kembali kota Mosul yang dikuasai ISIS terus berlanjut, yang dipimpin oleh tentara Irak dan pasukan Peshmerga Kurdi, dan didukung oleh serangan udara yang dilancakan oleh koalisi negara-negara internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat, mulai pada 17 Oktober.
Berbicara pada Rabu (9/11), Jan Kubis, kepala operasi PBB di Irak, mengatakan bahwa tentara Irak dan pasukan Peshmerga mengalami kemajuan yang mantap dalam rangka membebaskan kota itu, sambil mencoba untuk meminimalkan korban sipil.
Kelompok-kelompok bantuan telah berulang kali menyatakan keprihatinannya bahwa warga sipil di Mosul bisa terperangkap dalam konflik.
Total biaya Operasi Okra Australia mencapai $ 940.7 juta sekitar 2018-2019.
Komandan militer Australia mengatakan bahwa pasukan mereka di Irak tidak terlibat dalam pertempuran langsung, tetapi bertugas sebagai penasihat strategi dan melatih pasukan Irak, bersama pasukan yang berbasis di Camp Taji, utara Baghdad.
(ameera/arrahmah.com)