ATHENA (Arrahmah.com) – Kelompok sayap kanan mengancam untuk menghentikan pembangunan Masjid, sementara Zaha Hadid menyangkal bahwa ia menawarkan untuk mendesainnya.
Sebuah tawaran kontroversi untuk membangun sebuah Masjid di Athena telah dianggap baru, lebih banyak proporsi dramatis di tengah-tengah ancaman oleh keompok sayap kanan untuk menghentikan pembangunannya dan sebuah penyangkalan oleh arsitek Anglo-Irak ternama, Zaha Hadid, bahwa ia terlibat dalam mendesain Masjid tersebut.
Ketegangan telah meningkat di satu-satunya ibu kota Uni Eropa di mana banyak Muslim masih terpaksa untuk sholat di ruangan bawah tanah apartemen dan garasi di dalam tidak adanya sebuah tempat peribadatan yang layak.
Dua pekan setelah partai neo-fasis memenangkan kursi pertama yang pernah ada di dewan Athena di dalam pemilihan lokal – menyoroti tumbuhnya perselisihan Yunani atas meningkatnya populasi imigran negara tersebut – oposisi pada proyek lama berpuluh-puluh tahun telah tumbuh.
Hadid yang berbasis di London, yang kreasi ultra-modernnya termasuk Maxxi: Museum of 21st century Art, mengambil langkah yang tidak biasa dalam menyangkal pemberitaan media lokal bahwa ia telah menawarkan untuk mendesain Masjid yang didanai negara tersebut dengan gratis.
“Praktik tersebut belum didekati oleh pihak otoritas di Yunani atau oleh institusi lainnya yang berhubungan dengan sebuah Masjid di Athena,” kantornya mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Pemberitaan baru-baru ini merujuk pada keterlibatan arsitek Zaha Hadid dalam proyek tersebut tidak dibayar.”
Bantahan tersebut adalah putaran terbaru dalam sebuah cerita yang bertanggal kembali pada tahun 1930-an atas apakah negara yang dominan dengan Kristen Ortodoks seharusnya secara resmi menyediakan tempat untuk para pengikut Islam.
Tidak sejak Ottoman mengevakuasi Athena pada tahun 1832, hampir 400 tahun setelah mereka berjalan berbaris masuk ke dalam kota tersebut, memiliki sebuah Masjid yang beroperasi di dalam batasan-batasannya. Warisan dari aturan telah berarti bahwa di luar provinsi negara Yunani yang didominasi Muslim, Thrace, Nikosia di Siprus adalah satu-satunya kota di dunia Yunani di mana muadzin masih dapat didengar.
Perdebatan atas lokasi dan pendanaan telah menambah ke dalam masalah tersebut. Dalam perjalanannya menuju pertandingan Olimpiade Athena, sebuah tawaran oleh almarhum Raja Fahd Arab Saudi untuk mendanai sebuah Masjid di dekat bandara internasional Athena dengan lantang ditentang oleh gereja Ortodoks Yunani atas dasar bahwa pemandangan menara Masjid dan kubah membuat para pengunjung mengira-ngira mereka telah mendarat di sebuah negara Islam.
Sebuah undang-undang diloloskan pada tahun 2006 oleh pemerintahan konservatif sebelumnya untuk mengawasi pembangunan sebuah tempat peribadatan Muslim di atas sebuah tempat mantan angkatan laut di dekat pusat kota yang didirikan setelah para penduduk lokal menyebabkan sebuah pertarungan kaku.
Sekarang, pertentangan tersebut telah diperparah oleh selat fiskal yang tidak bagus milik negara tersebut. Dengan perampingan pemerintah yang belum ada sebelumnya dan kesederhaan ekonomi, banyak orang Yunani telah menanyakan apakah layak untuk mengalokasikan dana untuk sebuah Masjid.
“Mengapa kita harus menghabiskan waktu untuk membangun sebuah Masjid?” Maria Kontou, seorang pensiunan, dikutip ketika mengatakan pada sebuah harian berbahasa Inggris Athens Plus. “Apakah kita pernah mendapatkan bantuan untuk membangun Gereja Ortodoks Yunani di luar negeri?”
Namun sebagai pintu gerbang menuju imigran ilegal Uni Eropa, populasi Muslim Yunani juga bertumbuh. Hampir setengan juta, komunitas tersebut melangkahkan tekanan pada Sosialis yang berkuasa untuk menyelesaikan perselisihan pada awal bulan ini dengan melaksanakan sesi sholat umum masal di seluruh Athena untuk menandai perayaan Idul Adha.
Ibadah di ruangan terbuka tersebut memicu perselisihan antara kepolisian dan para pemrotes dari nasionais sayap kanan ekstrim partai Chrysi Avgi, yang di satu sisi melempari para jamaah dengan telur, membanjiri mereka dengan selebaran yang menyinggung dan meneriakkan kata-kata cabul.
Berusaha untuk mengurangi ketegangan, pemerintahan George Papanreous telah mengumumkan bahwa pihaknya akan mengundang persaingan internasional untuk mendesain Masjid dalam beberapa bulan ke depan. (guard/sm/arrahmah.com)