TEHERAN (Arrahmah.com) — Pemerintah Iran akan memasok listrik untuk Afghanistan, setelah Taliban mengajukan rencana pembelian akibat kekurangan pasokan di negara itu.
Kesepakatan antara Iran dan Taliban dilaporkan telah ditandatangani oleh perusahaan listrik Afghanistan, Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS). Dalam ketentuan di perjanjian itu, Iran setuju untuk memasok 100 megawatt listrik.
“Kami membeli 100 megawatt listrik dari Iran, yang mencapai Provinsi Herat, Farah, dan Nimroz,” kata juru bicara DABS Hekmatullah Noorzai kepada TOLO News (11/11/2021).
Jaringan listrik di Afghanistan telah berada di bawah hutang yang menumpuk dan infrastruktur yang buruk sejak Taliban mengambil alih pemerintahan di negara itu pada pertengahan Agustus lalu.
Sejumlah warga mengaku khawatir dengan minimnya aliran listrik di ibu kota dan provinsi, terutama saat musim dingin. Mereka mengatakan sering menghadapi pemadaman listrik di musim dingin dan mendesak DABS untuk mengatasi masalah tersebut.
“Listrik selalu padam dan terkadang sangat lemah,” kata Sayed Mohammad, penduduk Provinsi Herat.
“Di musim dingin, dibandingkan dengan waktu lain, ada kebutuhan yang mendesak akan listrik sehingga orang dapat mengatasi masalah mereka,” kata Nisar Ahmad Mohammadi, penduduk Nimroz.
Sejumlah warga di ibu kota juga mengaku khawatir dengan kelangkaan listrik namun meminta Imarah Islam Afghanistan yang dikuasai Taliban untuk menyediakan listrik secara berkelanjutan.
“Pada musim dingin, pemadaman listrik meningkat, dan kayu serta batu bara mahal di musim ini. Orang menghadapi banyak masalah,” kata Mohammad Jan, seorang warga Kabul.
Sebelumnya, pejabat DABS mengatakan Afghanistan membutuhkan 850 megawatt listrik per tahun, dan 620 megawatt diimpor dari negara tetangga dan 230 megawatt dipasok dari sumber dalam negeri. (hanoum/arrahmah.com)