MOGADISHU (Arrahmah.id) — Militer Amerika Serikat (AS) membenarkan telah melancarkan serangan udara di dekat Kota Jilib, Somalia, di mana menurut kelompok militan Asy Syabaab dua sandera asal Kuba tewas dalam sebuah serangan udara pada hari yang sama.
Kelompok militan Asy Syabaab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan pesawat nirawak (drone) AS telah menewaskan dua sandera, yang telah disekap Asy Syabaab sejak April 2019, ketika para militan menculik mereka dari daerah Mandera di timur laut Kenya.
Kedua sandera itu adalah dokter yang dikirim Kuba ke Kenya sebagai bagian dari tim medis.
Asy Syabaab mengatakan kedua dokter itu tewas “seketika” dalam serangan.
“Gempuran udara yang dimulai sekitar pukul 12.10 dini hari itu menarget sebuah rumah di Jilib, seketika menewaskan Assel Herrera dan Landy Rodriguez yang ditangkap pada 12 April 2019,” kata Asy Syabaab dalam pernyataannya, dikutip dari VOA (18/2/2024).
Sebuah foto yang diduga merupakan jasad salah satu sandera dilampirkan dalam pernyataan tersebut.
Komando AS Afrika (AFRICOM) mengonfirmasi kepada VOA bahwa sebuah serangan udara telah dilancarkan terhadap Asy Syabaab pada 15 Februari di dekat Jilib, menurut Juru Bicara AFRICOM Lennea Montandon.
“Kami mengetahui laporan serangan yang diduga telah menewaskan dua warga sipil. Saat ini kami tidak memiliki informasi lebih lanjut mengenai laporan ini, tapi kami menganggap serius semua klaim mengenai korban sipil,” kata Montandon dalam pesan email kepada VOA. “Komando akan terus menilai hasil operasi ini dan akan memberikan informasi tambahan jika tersedia.”
AS telah mendukung pemerintah Somalia dengan melancarkan serangan udara terhadap Asy Syabaab dan memberikan latihan militer kepada pasukan pemerintah sejak awal 2010-an.
Pekan lalu, pemerintah AS dan Somalia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pembangunan hingga lima pangkalan militer bagi pasukan elit Tentara Nasional Somalia yang dilatih AS, yang dikenal sebagai “Brigade Danab”.
Hingga tahun 2024, AFRICOM telah melakukan empat serangan udara di Somalia, kata Montandon kepada VOA.
Asy Syabaab mengatakan bahwa serangan pada hari Kamis menunjukkan bahwa intelijen AS “cacat.”
“Serangan drone pada Kamis pagi terhadap para tahanan Kuba sekali lagi menyoroti kecerobohan dan keputusasaan operasi AFRICOM di Somalia, serta ketidakbecusan tentara Amerika dan aparat intelijen mereka yang cacat, yang menyebabkan terbunuhnya kedua sandera,” ujar kelompok itu dalam pernyataannya.
Bulan lalu, para petempur Asy Syabaab menangkap beberapa pekerja asing yang menumpangi helikopter sewaan PBB setelah mendarat di wilayah Asy Syabaab di Somalia tengah, menyusul laporan adanya masalah mesin. (hanoum/arrahmah.id)