ABU DHABI (Arrahmah.id) – Astronot Emirat Sultan al-Neyadi mengatakan pada Rabu (25/1/2023) bahwa dia tidak diharuskan berpuasa selama Ramadhan dalam misi luar angkasa yang akan datang.
Pria berusia 41 tahun itu akan menjadi astronot Arab pertama yang menghabiskan enam bulan di luar angkasa ketika dia meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bulan depan dengan roket SpaceX Falcon 9.
Neyadi, Stephen Bowen dan Warren Hoburg dari NASA dan Andrey Fedyaev dari Rusia dijadwalkan terbang ke ISS pada 26 Februari sebagai anggota SpaceX Dragon Crew-6.
Ditanya pada konferensi pers, Rabu (25/1) bagaimana dia akan menjalani bulan suci Ramadan, ketika umat Islam biasanya berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, Neyadi mengatakan situasinya termasuk dalam pengecualian.
“Saya masuk…definisi seorang musafir, dan kita benar-benar bisa berbuka puasa,” kata Neyadi. “Itu tidak wajib.”
“Sebenarnya puasa itu tidak wajib kalau…sedang tidak enak badan,” ujarnya.
“Jadi dalam hal itu, apa pun yang dapat membahayakan misi, atau mungkin membahayakan anggota kru, kami sebenarnya diizinkan untuk makan makanan yang cukup.”
Neyadi akan menjadi warga negara kedua dari Uni Emirat Arab yang kaya minyak yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Pada September 2019, Hazzaa al-Mansoori menghabiskan delapan hari di ISS.
Para astronot NASA dan kosmonot Rusia juga ditanyai di Johnson Space Center pada Rabu (25/1) apakah ketegangan politik di Bumi, atas Ukraina misalnya, meluas hingga ke luar angkasa.
“Saya telah bekerja dan berlatih dengan kosmonot selama lebih dari 20 tahun dan itu selalu luar biasa,” kata Bowen dari NASA, seorang veteran dari tiga misi pesawat ulang-alik.
“Begitu Anda sampai di luar angkasa, hanya ada satu kru, satu kendaraan, dan kita semua memiliki tujuan yang sama.”
Fedyaev menunjuk pada “sejarah yang sangat panjang” dari kerja sama antariksa antara Rusia dan Amerika Serikat.
“Kehidupan orang-orang di luar angkasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional benar-benar memberikan contoh yang sangat baik tentang bagaimana orang seharusnya hidup di Bumi,” kata kosmonot Rusia itu. (zarahamala/arrahmah.id)