SURIAH (Arrahmah.com) – Pada awal Januari, ketua mufti rezim Nushairiyah Suriah telah menambah deretan kepedihan Kaum Kuslimin di bumi jihad Suriah dengan mengeluarkan “izin keagamaan” terhadap para tentara Suriah untuk memperkosa keluarga wanita para pejuang Suriah.
Abd Al-Rahman Ali Al-Dala, wakil mufti rezim Nushairiyah Suriah, mengatakan kepada sebuah stasiun radio yang mendukung presiden diktator Bashar Assad bahwa tentara Suriah bisa memperkosa wanita yang belum menikah dan yang sudah menikah selama berperang melawan para pejuang Suriah, termasuk saudari dan ibu para pejuang, tanpa kesepakatan pernikahan resmi.
Dia mengatakan pemerkosaan itu merupakan hukuman kepada mereka karena tidak melaporkan keberadaan para pejuang Suriah kepada pemerintah.
“Bagi tentara Suriah, diperbolehkan menikahi wanita-wanita, istri-istri dan ibu-ibu anggota ‘gerilyawan’ tanpa adanya akad (memperkosa-red),” ungkapnya dalam perbincangan di radio rezim Nushairiyah, Sham FM, pada Kamis (2/1/2014) lalu, sebagaimana dilansir situs berita Suriah, Zaman Wasl.
Mufti rezim Suriah, Ahmad Hassun, dan wakilnya, Abd Al-Rahman Ali Al-Dhala, merupakan tokoh syi’ah paling menonjol yang membenarkan pembantaian pasukan rezim diktator Assad terhadap ratusan ribu warga sipil Suriah. Melalui fatwa yang keluar dari mulut kotor mereka, pasukan diktator Assad mengklaim bahwa pembantain yang mereka lakukan dibenarkan oleh “syari’at”.
Sejumlah tentara biadab Suriah yang berhasil ditangkap pejuang Suriah bersaksi sebelum dihukum mati bahwa pemerkosaan terhadap keluarga pejuang Suriah sudah sejak lama mereka lakukan.
Korban-korban kebiadaban mereka merupakan para Muslimah Ahlussunnah yang menjaga kesucian dan kehormatan mereka. Beberapa muslimah yang diklaim sebagai “wanita pilihan” bahkan dilaporkan dibawa kepada para komandan senior biadab mereka.
Kelompok Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa ribuan wanita Suriah telah mengalami pelecehan dan pemerkosaan. Euro Mediterranean Human Rights Network (EMHRN) menyebutkan bahwa angkanya bahkan mencapai 6.000, lansir BBC pada November lalu.
Seorang juru bicara kelompok itu mengatakan bahwa selain dinodai, para wanita malang tersebut kemudian dipaksa meninggalkan rumah mereka, menambah ribuan warga sipil lainnya yang telah kehilangan tempat tinggal mereka akibat kebiadaban rezim nushairiyah.
Sementara ratusan Muslimah Suriah lainnya yang tertangkap rezim nushairiyah dikabarkan menghilang dan disiksa di fasilitas negara, ungkap EMHRN kepada BBC. Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’mannasiir, laa hawla wa laa quwwata illa billah. (banan/arrahmah.com)