JAKARTA (Arrahmah.com) – Astaghfirullah! Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) sowan ke Pusat Kebudayaan AS di Jakarta, Selasa (17/10). Tindakan PP KAMMI tersebut tentu saja menyakiti hati kaum Muslimin di seluruh dunia yang peduli dan sadar bahwa Amerika Serikat adalah the real terrorist yang telah membantai jutaan kaum Muslimin. Ada agenda rahasia apa antara KAMMI dan kafir harbi Amerika?
Sebuah kunjungan pengkhianatan!
Nama KAMMI baru-baru ini mencuat, mengagetkan kaum Muslimin, khususnya dunia pergerakan. Maklum, KAMMI yang mengklaim dirinya sebagai salah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang berbasis mahasiswa Muslim tiba-tiba sowan ke Pusat Kebudayaan Amerika Serikat, di Pacific Place, Jakarta, Selasa (17/10).
M Ilyas, Ketua Umum KAMMI, berdalih kunjungan tersebut adalah sebuah diplomasi dakwah dan sebagai upaya dialog kebudayaan AS-Islam. “Hari ini PP KAMMI berkunjung ke Pusat Kebudayaan AS di Pacific Place dan dialog kebudayaan AS-Islam,” kata Ilyas dalam pesan singkat.
M Ilyas, Alumnus LIPIA ini melanjutkan penjelasannya terkait kunjungan KAMMI ke Pusat Kebudayaan Amerika Serikat. “Kunjungan kami ke Pusat Kebudayaan Amerika Serikat sebagai bentuk komunikasi untuk membangun persahabatan di tingkat Pemuda,” ujarnya pada Kamis malam (19/01).
Herman Y Ibrahim, purnawirawan TNI dan pengamat intelijen menyesali kunjungan KAMMI tersebut dan menganggap tindakan tersebut lebih buruk dari gerakan kiri liberal dan keterlaluan. “Kalau pengurus KAMMI Pusat berkunjung ke Pusat Kebudayaan AS sudah keterlaluan, lebih buruk daripada gerakan kiri liberal yang selama ini menentang AS. Saya bisa memaklumi jika staf pusat kebudayaan AS berkunjung ke kantor KAMMI, karena sebagai tamu,” ujarnya saat diwawancarai itoday, Selasa (17/1).
Herman Y Ibrahim, yang lulus dari Akademi Militer Nasional tahun 1968 ini berpendapat bahwa tindakan KAMMI melukai gerakan pemuda dan Umat Islam Indonesia yang selama ini menentang kebijakan AS di berbagai negara. “Para pemuda berbagai ideologi di Indonesia menentang dominasi AS, justru KAMMI yang Islam berbaikan dengan AS,” ujarnya.
KAMMI, ada agenda tersembunyi apa?
M Ilyas, Ketua Umum KAMMI, sayangnya tidak menyesal telah mengunjungi Pusat Kebudayaan AS, yang merupakan negara kafir harbi di mata kaum Muslimin untuk kemudian bermanis-manis muka dengan mereka. Ironisnya lagi, bak disihir M Ilyas malah mulai memuji-muji negara teroris nomer satu di dunia tersebut.
Meski selama ini Amerika menunjukkan sikap represif terhadap dunia Islam, namun dalam pertemuan tersebut, Amerika memberikan data lain. “Mereka menjelaskan bagaimana Amerika menghormati agama Islam di negaranya,” tandas alumnus LIPIA tersebut.
Astaghfirullah, setan pengkhianatan macam apa yang telah merasuki Ketua Umum KAMMI tersebut. M Ilyas juga menyatakan bahwa KAMMI dan pihak kedubes AS memiliki agenda jangka panjang, yang ketika ditanya lebih jelas tidak diungkapkan olehnya. “Ya jangka panjang kita punya hidden agenda. Cuma ini tidak perlu dipublish,” tambahnya.
Namun Ilyas sedikit mengatakan bahwa leadership adalah salah satu tujuan mereka. “Saya sampaikan kemarin bahwa tujuan kami ini, ini, ini. Tujuan kami tujuan leadership. Jangka panjangnya begini, begini, begini,” jelas Ilyas.
Ilyas mengatakan kunjungan KAMMI ke AS juga upaya diplomasi baru terhadap AS. Berbeda denga sikap pemerintah Indonesia yang menjadikan hutang sebagai jalan diplomatik, KAMMI lebih memilih diplomasi dakwah.
“Sekarang kan diplomasi kita cari hutang, menunduk-nunduk, merusuk-rusuk. Kita tidak boleh tunduk kepada Amerika, karena itu diplomasi kita diplomasi dakwah. Tidak ada salahnya,” tegasnya.
Astaghfirullah! Jawaban itu menyakitkan kaum Muslimin, khususnya para mujahidin yang berjuang mati-matian membela umat Islam dari serangan teroris Amerika di seluruh dunia, di Palestina, negeri yang selama ini selalu dibela oleh KAMMI dalam setiap demonstrasinya. Lalu, mengapa KAMMI bisa bersikap seperti ini?
KAMMI, sadarlah sebelum terlambat!
Mantan pengurus KAMMI, Aryadi M. Ali menyesalkan adanya agenda rahasia antara KAMMI dengan kedubes AS. Menurutnya Ketua Umum KAMMI tidak perlu memakai rahasia-rahasiaan kepada umat tentang agenda jangka panjangnya dengan pihak Amerika.
“Setahu ana KAMMI itu bukan tanzhim khos, jadi harusnya programnya gak ada rahasia-rahasiaan. Dan setiap program kan nantinya akan di pertanggungjawabkan di muktamar,” kata Ketua Komisariat KAMMI UNPAD tahun 2001 ini, Kamis Malam (19/01).
Sebagai organisasi kepemudaan Islam, Aryadi mengatakan seharusnya KAMMI bisa menempatkan diri lebih terbuka kepada umat. Sikap sembunyi-bunyi hanya akan membuat KAMMI berjarak dengan umat.
“Dalam konteks keummatan, seharusnya KAMMI mampu menjelaskan kepada ummat mengenai sikap-sikap dan agenda keummatannya. Kalau dengan Amerika pakai rahasia-rahasian, dan menanggapinya seperti itu, ini hanya akan membuat KAMMI berjarak dengan ummat,” tambahnya.
Sementara itu, Herman Y Ibrahim menilai perubahan KAMMI yang mulai bersahabat dengan AS terkait peran guru mereka di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Walaupun PKS dan KAMMI tidak ada hubungan struktural, tetapi ada hubungan kultural, dan perubahan PKS ini juga berdampak ke KAMMI ,” lanjutnya.
Ia juga tidak setuju, kunjungan itu upaya dialog Islam dengan kebudayaan AS. “AS itu tidak bisa diajak dialog karena selalu merugikan umat Islam dan negara-negara lain,” papar Herman yang juga Mantan Kapendam III Siliwangi.
Menganggapi kritikan ini, Ketua Umum KAMMI, M Ilyas berusaha memahami. Ia mengatakan siap berdialog jika langkah yang KAMMI ambil tidak disetujui. “Ya barangkali orang boleh kecewa dengan kebijakan yang kita ambil. Memang kita mungkin perlu dialog. Amerika ini manusia juga dan mereka bisa diajak dialog,” ujarnya.
Ya, sadarlah wahai KAMMI, bahwa bersekutu atau berwala dengan musuh-musuh Islam, terutama negara kafir harbi seperti Amerika yang selalu membunuhi kaum Muslimin dimanapun mereka berada akan mengakibatkan kita dihukumi seperti mereka, orang-orang kafir. Na’udzubillah min dzalik.
(M Fachry/arrahmah.com)