JAKARTA (Arrahmah.com) – Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan para pemimpinnya pun banyak yang Muslim harusnya merasa malu, pasalnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa hanya sedikit dari kaum muda Islam Indonesia yang melaksanakan salat lima waktu.
“Ini merupakan warning. Karena itu, para orangtua dan guru-guru untuk mendorong anak-anak muda generasi melaksanakan salat lima waktu karena bagaimana pun salat ini merupakan kewajiban,” papar Suryadharma di Kantor Kemenag, Jakarta.
Sebelumnya, LSI bekerjasama dengan Goethe Institute Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit, menyebutkan hasil surveinya, bahwa kaum muda Islam Indonesia yang selalu menunaikan salat lima waktu hanya 28,7 persen, sedang yang sering salat lima waktu sebesar 30,2 persen.
Sementara itu, 59,6 persen menyatakan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketika ditanya mengenai penguasaan Al-Qur’an hanya 11,7 persen memahami sebagian besar isi kitab suci agama Islam itu.
Menurut Suryadharma masalah ketaatan menjalankan perintah agama, memang suatu yang gampang-gampang susah, dan hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai kelalaian atau ketidakpedulian negara semata.
Sayangnya kemenag berkelit dengan mengatakan bahwa “masalah ibadah shalat dan membaca Al Qur’an lebih bersifat pribadi, maka justru peran orang tua sebagai pemberi contoh yang utama,”.
Sungguh Ironi melihat bangsa ini, pelaksanaan shalat yang menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, baik pribadi, orang tua, maupun masyarakat, memang tetap harus dikontrol pelaksanaannya oleh pemimpin (yang notabene Muslim juga).
Inilah salah satu dampak sekularisme sistem negara, dimana agama tidak dijadikan sebagai prioritas utama dalam segi kehidupan, maka kehidupan yang berjalan pun makin acak adut. Peradilan, hukum, pendidikan, moral, ekonomi semua hanya memperlihatkan wajah kebobrokan bangsa yang menolak Syariat Islam. (dns/rasularasy/arrahmah.com)