MAKASSAR (Arrahmah.com) – Hasil monitoring tim Pemantau Gerakan Pembelajaran Alquran mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen siswa di Makassar tidak fasih membaca Alquran.
“Data pada 2007 dengan perbandingan khususnya di kalangan peserta didik yang bisa mengaji hanya 15,88 persen tingkat SMA/SMK, kemudian 18,30 persen tingkat SMP dan SD 18 persen,” kata Sekertaris Panitia Khusus Ranperda Baca Tulis Alquran, DPRD Makassar, Nurmiati, di Makassar, Senin (24/10/2011).
Lebih lanjut Nurmiati mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir penurunann kemampuan mengaji juga terjadi pada beberapa lembaga pembelajaran Alquran baik di lingkup Masjid, Musollah dan Taman Pendidikan Alquran (TPA).
“Dari data yang disebutkan menggambarkan cukup memprihatikan kondisi masyarakat dan masa depan umat Islam karena sekitar 80 persen tidak mampu membaca dan menulis Alquran,” ungkapnya.
Ironisnya hal tersebut justru didukung dengan ketidak pedulian orang tua terhadap kemampuan anak dalam hal membaca Al Quran. Bagi orang tua ‘zaman sekarang’ meskipun beridentitas sebagai muslim, mereka lebih khawatir jika anak mereka tak mampu membaca huruf latin dan berprestasi akademik sampai rela membayar mahal untuk les privat atau bimbingan belajar, tetapi meremehkan bekal kemampuan membaca Al Quran yang seharusnya sejak dini ditanamkan. (ans/arrahmah.com)