WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pendiri WikiLeaks, Julian Assange telah mengkritik pemerintah berdarah AS atas pembunuhan warga Amerika dalam serangan drone, mengatakan bahwa kampanye mematikan tersebut telah menunjukkan runtuhnya sistem di AS.
“Saya bisa melihat keruntuhan besar ketika eksekutif dapat membunuh warganya sendiri, sewenang-wenang, sesuka hati, secara rahasia, tanpa adanya pengambilan keputusan yang dipublikasikan,” ujar Assange dalam acara talk show dengan HBO.
Awal bulan ini, Gedung Putih membela penggunaan drone AS bahkan untuk membunuh warga AS sendiri di Amerika Serikat dengan mengatakan pembunuhan yang ditargetkan adalah “legal, etis dan bijaksana”.
“Kami melakukan serangan tersebut karena diperlukan untuk mengurangi ancaman aktual yang sedang berlangsung, untuk menghentikan plot, untuk mencegah serangan di masa depan dan sekali lagi ‘menyelamatkan nyawa Amerika’. Seragan ini adalah legal, mereka etis dan bijaksana,” ujar Pejabat Pers Gedung Putih, Jay Carney.
Sementara itu, Assange menambahkan bahwa “Itulah mengapa organisasi seperti WikiLeaks dibutuhkan. Saya mendorong siapapun di Gedung Putih yang memiliki akses ke aturan dan prosedur, bekerja kepada kami. Kami akan merahasiakan Anda dan mengungkapkan hasil kerja Anda kepada publik.”
Sebuah memo Departemen Kehakiman baru-baru ini yang terungkap menawarkan pembenaran untuk peningkatan jumlah serangan drone dalam beberapa tahun terakhir-termasuk yang ditujukan untuk warga AS-di bawah pemerintahan Obama.
“Menargetkan anggota dari pasukan musuh yang menimbulkan suatu ancaman (menurut pendapat Obama) serangan kekerasan ke Amerika Serikat, tidak melanggar hukum. Ini adalah tindakan yang sah untuk membela diri,” klaim memo yang tidak memiliki tanggal.
Memo tersebut telah menimbulkan reaksi keras oleh American Civil Liberties Union (ACLU) dan kelompok lain atas penggunaan kekuasaan eksekutif untuk membenarkan pembunuhan warga AS tanpa proses hukum.
Pemerintah pengecut Washington telah menggunakan senjata ini di beberapa negeri kaum Muslim, mengklaim bahwa mereka menargetkan “teroris”. Namun menurut saksi mata serangan demi serangan sebagian besar menyebabkan korban sipil. (haninmazaya/arrahmah.com)