DAMASKUS (Arrahmah.com) – Presiden Suriah Bashar Al-Asad memperingatkan pada Ahad (4/10/2015) bahwa jika aliansi “anti-teror”nya dengan Rusia, Iran dan Irak gagal, seluruh wilayah akan “hancur”, AFP melaporkan, lansir Middle East Monitor (MEMO), Senin (5/10).
Asad membuat komentar itu dalam sebuah wawancara di stasiun TV Iran Khabar.ketika ditanya tentang peluang keberhasilan aliansi itu.
“Peluang keberhasilan koalisi ini besar dan signifikan,” tambahnya,
Asad sesumbar bahwa negara-negara “yang mendukung organisasi teroris” bisa bergabung dengan aliansi ini, bahkan “menghentikan” dukungan tersebut.
“Ini akan mempercepat hasil yang kita semua berharap untuk mencapainya.”
“Aliansi antara Rusia, Suriah, Irak dan Iran harus sukses atau kawasan ini, tidak hanya satu atau dua negara, akan hancur. Peluang koalisi ini sukses sangat besar,” kata Asad.
Menurut Asad, aliansi itu sedang didukung oleh negara-negara lain yang tidak terlibat langsung dalam konflik.
Rusia mengatakan bahwa serangan udaranya di Suriah mungkin akan berlangsung selama tiga sampai empat bulan.
Sejak Rabu pekan lalu, Rusia gencar melakukan serangan yang diklaimnya menargetkan markas ISIS di Suriah. Pada Sabtu lalu, Rusia mengaku telah menyerang sembilan posisi ISIS di Raqqa.
Sebagaimana dilansir oleh CNN, Rusia mengklaim bahwa pasukannya telah menghancurkan depot minyak, amunisi, dan berbagai kendaraan tempur ISIS.
Namun para pemimpin Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan bahwa serangan Rusia mengincar milisi kubu moderat yang didukung Barat, bukan ISIS.
“Apa yang terjadi saat ini adalah mereka melindungi si penjagal Asad, yang merupakan kesalahan besar bagi mereka dan dunia. Langkah ini akan membuat wilayah itu semakin tidak stabil, mengarah pada lebih banyak radikalisasi dan peningkatan terorisme,” ujar Cameron.
Bagi Rusia, mereka yang moderat ataupun yang “radikal” adalah musuh rezim Asad yang harus dibasmi.
“Apa bedanya antara kelompok oposisi moderat dan tidak moderat?” kata Dmitry Peskov, juru bicara Rusia, mengutip pernyataan Presiden Vladimir Putin.
Rusia berdalih bahwa serangan mereka mengincar militan dan bukan warga sipil. Namun berbagai data dari aktivis, warga sipil dan kelompok perlawanan menunjukkan bahwa puluhan warga yang tidak berdosa tewas dalam serangan Rusia, salah satunya di Homs
Sejak dimulainya konflik Suriah, ratusan ribu orang telah tewas dan banyak bagian dari negara itu yang telah hancur porak-poranda oleh perang, serta jutaan warganya telah mengungsi atau mencari perlindungan ke negara-negara lain.
(ameera/arrahmah.com)