MANILA (Arrahmah.com) – Para pejabat intelijen dari 10 negara anggota ASEAN sepakat untuk memperluas kerja sama dalam memerangi ‘militansi’ Islam melalui bertukar pengalaman antar anggota.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari lalu, para pejabat dari negara-negara ASEAN juga sepakat untuk menyusun dan mengadopsi standar umum tentang bagaimana untuk menangani ancaman dari Al Qaeda yang aktif di wilayah tersebut.
“Kami datang dengan alat-alat dan teknik yang biasa digunakan agar kami bisa menilai sejauh mana ancaman teror di Asia Tenggara,” Mayor Jenderal Francisco Cruz, kepala intelijen militer Filipina, kepada wartawan.
Cruz mengatakan ASEAN sedang membangun sebuah database regional untuk membantu negara anggota mengidentifikasi dan melacak militan yang dikenal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Para pejabat intelijen sepakat untuk “memfasilitasi aliran informasi, terutama pada teroris dan organisasi, kekuatan, gerakan, dan pendanaan mereka,” tambah Cruz.
Rohan Gunaratna, pakar terorisme Singapura, mengatakan ancaman dari militan Islam “masih sangat signifikan” di Asia Tenggara meskipun tidak sedikit kematian dan penangkapan yang terjadi atas pemimpin kelompok ‘militan’ ini.
“Telah ada keberhasilan yang signifikan di Filipina dan di Indonesia baru-baru ini. Tapi tetap hal itu adalah ancaman,” kata Gunaratna.
“Ancaman keamanan di Asia Tenggara adalah terorisme.”
Dia mengatakan satu-satunya cara agar negara-negara Asia Tenggara dapat mengalahkan ancaman itu adalah melalui kerjasama dan kolaborasi antara militer, lembaga penegak hukum, badan intelijen, dan masyarakat. (althaf/arrahmah.com)