JAKARTA (Arrahmah.id) – ASEAN secara resmi mengecam dan mengutuk keras aksi pembakaran Al-Qur’an oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan. ASEAN juga mengkritik terkait kebebasan berekspresi yang dijadikan alasan oleh Rasmus Paludan saat melakukan aksinya.
Kecaman itu tertuang dalam pernyataan bersama pertemuan antarmenteri luar negeri ASEAN (ASEAN Foreign Minister Meeting/ AMM) yang digelar di Jakarta, pada Jumat (4/2/2023).
“Kami mengutuk keras tindakan ekstremis, politisi sayap kanan di negara-negara tertentu yang membakar dan menodai Alquran bulan lalu. Tindakan penistaan agama ini telah melukai dan menodai toleransi beragama,” demikian pernyataan bersama Menlu ASEAN.
“Kebebasan berekspresi harus dilaksanakan secara bertanggung jawab,” lanjut pernyataan tersebut.
Para Menlu itu kemudian menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk terus mendorong dialog dan pemahaman serta mendorong semangat hidup berdampingan secara damai.
Langkah tersebut perlu agar perdamaian dan keharmonisan dalam komunitas global yang beragam bisa tercapai.
Akhir bulan lalu, Paludan menjadi perbincangan usai membakar Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari.
Tindakan tersebut berlangsung saat sejumlah warga memprotes permintaan Turki yang mengimbau Swedia merepatriasi aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Permintaan ini sebagai ‘mahar’ bagi Stockholm untuk mendapat restu dari Ankara agar bisa masuk NATO.
Saat kejadian, ada polisi yang mengawal aksi tersebut. Namun, mereka tak banyak bertindak. Swedia memang menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan berekspresi.
Nyaris sepekan setelah aksi itu, Paludan kembali membakar Al-Qur’an di depan Kedubes Turki di Copenhagen, Denmark.
Tindakan Paludan memicu protes dan kecaman dari banyak pihak, terutama dari negara mayoritas Muslim. Sejumlah warga di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara di Arab bahkan menggelar demonstrasi merespons pembakaran Al-Qur’an.
Hungaria bahkan menilai sikap Swedia yang membiarkan terjadinya pembakaran Al-Qur’an di negaranya merupakan tindakan yang “sangat bodoh”. (rafa/arrahmah.id)