IDLIB (Arrahmah.com) – Sumber militer mengatakan angkatan udara rezim Suriah pada Jum’at (3/5/2019) telah kehilangan helikopter pertamanya selama serangan yang sedang berlangsung di provinsi Idlib dan Hama.
Helikopter Mi-17 dari Brigade ke-59 dihantam oleh tembakan perlawanan Jum’at lalu ketika menjatuhkan bom barel di desa-desa Hama utara, membenarkan bahwa helikopter yang mendarat di barat pangkalan udara Hama keluar dari pertempuran sampai kerusakan dinilai, lansir Zaman Alwasl (8/5).
Dalam informasi terkait, seorang sumber mengatakan kepada Zaman Alwasl bahwa angkatan udara rezim kelelahan, berpartisipasi dengan upaya maksimalnya dengan angkatan udara Rusia, berangkat dari Pangkalan Udara Khmeimim.
Pesawat rezim Asad yang berpartisipasi didistribusikan melalui beberapa pangkalan udara: Tujuh (Su-24) berangkat dari Tayfur (T4), pangkalan udara utama dari skuadron ke-19, 3 dari mereka diberikan kru dari Al-Seen Airbase dari Skuadron ke-696 sebulan sebelum operasi.
Dia menjelaskan bahwa ada 4 Sukhoi Su-22M4 yang berangkat dari markas mereka di Tayfur dari skuadron 827, menunjukkan bahwa empat Su-22 berasal dari pangkalan udara Shayrat, dua Su-33M4 dari formasi skuadron 675 dan dua Su-22M3 dari pangkalan udara Al-Dumayr dari skuadron ke-54.
Sumber itu menambahkan bahwa ada pesawat MiG23M yang diluncurkan dari pangkalan udara Shayrat dari skuadron 677.
Dia mengonfirmasi bahwa 10 pesawat milik akademi penerbangan, 5 di antaranya berangkat dari Shayrat dan 5 dari pangkalan udara Al-Nayrab, setelah milisi Iran mengizinkan rezim untuk bekerja dari sana pada awal operasi udara terhadap Idlib.
Sumber yang sama mengungkapkan bahwa helikopter serang berkumpul di barat pangkalan udara militer Hama yang diyakini berada di wilayah Jubb Ramlah, daerah beraspal yang siap untuk lepas landas dan pendaratan helikopter.
Helikopter tersebut dirakit oleh Brigade ke-59 yang ditempatkan di Aqraba di Ghautah timur: tiga helikopter Mi-17 dari Brigade ke-63 yang ditempatkan di pangkalan udara Hama, sebuah helikopter dengan tipe yang sama dari skuadron Angkatan Laut 618, di samping dua helikopter, Mi-14 dan kamov-28. Mereka didukung oleh tiga helikopter Mi-24 dari Brigade ke-64, yang berbasis di pangkalan udara Beli.
Sumber menjelaskan bahwa semua helikopter ini beroperasi dari pangkalan yang ditugaskan kepada mereka; para pekerja, pilot dan teknisi yang tinggal di pangkalan udara militer Hama dan tim teknis untuk persiapan dan perlengkapan helikopter, diangkut ke bandara Hama di pagi hari dengan mobil dan kendaraan yang didedikasikan untuk transfer amunisi dan barel peledak. (haninmazaya/arrahmah.com)