DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pemimpin rezim Suriah Bashar Asad kembali memenangkan pemilu dan menjabat sebagai presiden empat kali berturut-turut. Pemilihan yang dikritisi oleh oposisi dan negara-negara Barat tersebut akan memperpanjang kekuasaannya atas negara yang hancur akibat perang.
Rezim Asad mengklaim pemilu menunjukkan Suriah berfungsi normal meskipun ada konflik yang telah berlangsung selama satu dekade, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan mengusir 11 juta orang -sekitar setengah populasi- dari rumah mereka.
Ketua parlemen Hammouda Sabbagh mengumumkan hasil dalam konferensi pers pada Kamis (27/5/2021), mengklaim pemilih sekitar 78 persen, lansir Al Arabiya.
Pemilu tetap berjalan meskipun ada proses perdamaian yang dipimpin PBB yang menyerukan pemungutan suara di bawah pengawasan internasional yang akan membantu membuka jalan bagi konstitusi baru dan penyelesaian politik.
Kemenangan tersebut memberikan Asad tujuh tahun lagi dalam kekuasaan dan memperpanjang pemerintahan keluarganya hingga hampir enam dekade. Ayahnya Hafez Asad menguasai Suriah selama 30 tahun hingga kematiannya pada tahun 2000.
Asad mencalonkan diri melawan dua kandidat yang tidak jelas, mantan wakil menteri kabinet Abdallah Saloum Abdallah dan Mahmoud Ahmed Marei, kepala partai oposisi kecil yang secara resmi disetujui.
Marei mendapat 3,3 persen suara sementara Saloum menerima 1,5 persen, kata Sabbagh.(haninmazaya/arrahmah.com)