DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pemimpin rezim Nushairiyah Suriah, Bashar Asad sepertinya enggan untuk mundur dari kekuasaan. Ia mengklaim bahwa tidak akan sulit untuk menyepakati pemerintahan baru bersama dengan tokoh oposisi, namun respon lawannya pada Rabu (30/3/2016) mengatakan bahwa tidak akan ada pemerintahan yang sah saat ia masih tetap menjabat di kantor.
Asad mengatakan rancangan konstitusi baru bisa siap dalam beberapa pekan ke depan dan pemerintah yang termasuk oposisi, independen dan loyalis (rezim) bisa sepakat, ujar laporan kantor berita Rusia RIA seperti dilansir Reuters.
Sedangkan distribusi portofolio dan masalah teknis lainnya akan dibahas dalam perundingan perdamaian di Jenewa yang direncanakan akan dilakukan bulan depan, lanjut laporan.
Negosiator oposisi segera menghentikan pernyataan Asad, mengatakan bahwa penyelesaian politik hanya bisa dicapai dengan membentuk badan transisi dengan kekuatan penuh, bukan pemerintahan lain di bawah Asad.
“Apa yang dibicarakan Bashar Asad tidak ada hubungannya dengan proses politik,” ujar George Sabra dari Komite Negosiasi Tinggi.
Perang Suriah meletus lima tahun silam yang dimulai dengan protes rakyat terhadap rezim Asad yang direspon dengan kekuatan berlebihan. Protes rakyat berubah ke dalam perang mematikan yang menurut laporan PBB telah membunuh lebih dari 250.000 nyawa. (haninmazaya/arrahmah.com)