DAMASKUS (Arrahmah.com) – Organisasi non-pemerintah, Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah, mengatakan bahwa mereka telah mencatat penggunaan senjata kimia lima kali oleh rezim Suriah setelah serangan yang menargetkan kota Khan Shaykhun, Idlib, pada April lalu.
Laporan tersebut mendokumentasikan serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Asad di lokasi oposisi di Damaskus serta daerah pedalamannya.
Jaringan tersebut juga menegaskan bahwa rezim Nushairiyah tidak berhenti menggunakan senjata kimia setelah pemboman AS terhadap markas Shayrat, dari tempat pesawat melakukan serangan terhadap Khan Shaykhun lepas landas.
Laporan tersebut mencatat bahwa rezim Suriah cenderung melakukan serangan kimiawi kecil yang tidak meninggalkan sejumlah korban besar, karena khawatir serangan besar akan menarik perhatian dunia.
Jaringan tersebut mengatakan bahwa dalam serangan yang baru didokumentasikan, rezim Suriah kebanyakan menggunakan granat dengan muatan gas yang diyakini gas klorin, lansir MEMO (16/8/2017).
Menurut laporan tersebut, jumlah total serangan kimia antara Maret 2011 dan 31 Juli 2017 mencapai lebih dari 207 yang menyebabkan kematian 1.420 orang, 1.356 di antaranya adalah warga sipil termasuk 186 anak, 244 perempuan, 57 pejuang oposisi, dan tujuh tahanan pasukan rezim di penjara oposisi. Sementara 6.672 orang lainnya terluka. (fath/arrahmah.com)