DAMASKUS (Arrahmah.id) – Presiden Suriah Bashar Asad akan memimpin sebuah delegasi tingkat tinggi untuk sebuah kunjungan resmi ke Cina “dalam beberapa pekan mendatang,” menurut surat kabar Libanon Al-Akhbar, yang mengutip para pejabat Suriah yang tidak disebutkan namanya.
“Delegasi tingkat tinggi Suriah kemungkinan akan mengunjungi ibu kota Cina dalam beberapa pekan mendatang untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan para pejabat Cina untuk mendiskusikan perkembangan hubungan bilateral antara kedua negara,” lansir MEMO (17/9/2023).
“Kunjungan Asad akan menjadi sebuah tonggak strategis dalam perjalanan hubungan Suriah-Cina, dan sebuah tambahan dosis yang kuat untuk peran Cina di wilayah ini,” laporan menambahkan.
Sumber-sumber tersebut juga mengatakan bahwa kunjungan ini akan menjadi “sangat penting” karena Asad akan bertemu dengan mitranya dari Tiongkok, Xi Jinping, dalam sebuah upacara resmi.
Spekulasi mengelilingi kunjungan tersebut, karena Damaskus, yang secara bertahap keluar dari isolasi regional dan internasional, terus bergulat dengan dampak sanksi AS dan pendudukan militer parsial.
Pengumuman Koridor India-Arab-Israel-Eropa baru-baru ini, dengan dukungan AS, diyakini telah mendorong Cina untuk bertindak, mendorong mereka untuk menghidupkan kembali rencana Belt and Road Initiative (BRI) mereka.
Beijing akan menjadi tuan rumah sebuah konferensi bulan depan untuk menandai ulang tahun kesepuluh pengumuman rencana tersebut. Khususnya, Suriah menempati posisi strategis di sepanjang salah satu rute potensial dari koridor ekonomi yang diusulkan.
Pada 2004, Asad menjadi presiden Suriah pertama yang mengunjungi Cina sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada 1956.
Pada Mei 2023, Asad memuji sikap dukungan Beijing terhadap Damaskus dan perannya dalam upaya rekonsiliasi di wilayah tersebut. Ia menyampaikan hal tersebut dalam pertemuannya dengan utusan khusus untuk urusan Timur Tengah, Zhai Jun, di ibu kota Suriah. (haninmazaya/arrahmah.id)