KABUL (Arrahmah.com) – AS tidak berniat menghentikan perang. Alih-alih menarik pasukan dari Irak, militer AS akan mengerahkan ribuan pasukan ke perbatasan Pakistan dan Afghanistan dengan dalih menghentikan infiltrasi anggota al-Qaeda dan Taliban yang membangun kekuatan dengan kelompok jihad di Pakistan.
Juru Bicara militer AS Kolonel Greg Julian pada para wartawan di kota Kabul mengatakan, satu brigade pasukan tambahan yang berjumlah antara 3.500 sampai 4.000 tentara akan tiba di Afghanistan pada bulan Januari mendatang dan akan ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan negara Pakistan. Saat ini militer AS sedang menyiapkan 165 pos penjagaan di perbatasan sebagai tempat pasukan AS bertugas.
Pasukan AS di Afghanistan belakangan ini mengintensifkan operasi militernya di pedalaman Pakistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan. Militer AS mengklaim telah melakukan lebih dari 50 serangan dan intrusi ke wilayah Pakistan. Tindakan pasukan AS yang seenaknya melakukan serangan ke Pakistan memicu sentimen anti-AS di negeri itu. Pemerintah Pakistan pun melontarkan kecaman keras pada AS. Namun belakangan terungkap, militer Pakistan, Afghanistan dan AS terlibat kesepakatan untuk melakukan operasi rahasia untuk memburu mujahidin al-Qaeda dan Taliban yang diduga membangun basis di kawasan pedalaman Pakistan.
Pekan kemarin, Kolonel John Spiszer, Komandan Brigade ke-3 Divisi Infanteri Pertama pasukan AS pada para wartawan di kota Kabul mengatakan, operasi bersama antara militer AS, Afghanistan dan Pakistan untuk memburu anggota dan para pendukung al-Qaeda di Pakistan diberi nama Operasi Lion Heart.
Menurut sumber di Pakistan, operasi itu bagian dari operasi bawah tanah yang disepakati Pakistan dan pihak AS. Kesepakatan tersebut dilakukan setelah Presiden Pakistan Asif Zardari berkunjung ke Washington bulan September lalu dan memberi izin pada AS untuk melakukan serangan ke target-target mereka, anggota al-Qaeda dan Taliban yang ada di pedalaman Pakistan.
Al-Qaeda-Taliban Bersatu
Sementara kelompok jihad al-Qaeda dan Taliban menyatakan akan terus meningkatkan serangan terhadap pasukan AS. Sumber intelejen di Pakistan mengungkapkan, serangan-serangan AS ke wilayah Pakistan justru mempersatukan kelompok-kelompok militan di negeri itu.
“Kami mendapatkan laporan yang bisa dipercaya bahwa tiga tokoh penting pro-Taliban yang beroperasi di wilayah berbeda sudah melakukan kontak satu sama lain dan menyusun strategi yang dikombinasikan dengan perlawanan di masing-masing wilayah mereka,” kata sumber tadi.
Ketiga tokoh perlawanan pro-Taliban di Pakistan itu adalah Baitullah Mehsud dari Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), Mullah Mohammad Nazir, komanda Taliban di Wana, ibukota Waziristan Selatan dan Hafiz Gul Bahadur, komandan Taliban di Waziristan Utara.
Masih menurut sumber di Pakistan, kelompok-kelompok pro-Taliban di negeri itu makin kuat. Mereka merekrut anak-anak muda untuk melawan pasukan pemerintah Pakistan. Kelompok jihad ini juga mendapat dukungan tokoh-tokoh kepala suku di pedalaman Pakistan yang menyaksikan sendiri bagaimana pasukan AS membunuh warga sipil. Mereka menolak bekerjasama dengan pemerintah dan memilih melakukan perlawanan terhadap pasukan Pakistand dan AS.
“Serangan-serangan yang dilakukan AS dan pasukan Pakistan justru mendorong Taliban dan al-Qaeda bersatu. Setiap serangan ke wilayah Pakistan, memberikan mereka darah segar bagi anak-anak muda yang bergabung dengan al-Qaeda dan Taliban untuk menjadi calon serangan bom bunuh diri,” ujar sumber tadi.
Ia menambahkan, dukungan masyarakat pedalaman Pakistan pada al-Qaeda dan Taliban makin meningkat, bahkan dari mereka yang dulunya menentang Taliban, kini berpihak pada kedua kelompok itu untuk melakukan pembalasan atas serangan-serangan AS di Pakistan. (Hanin Mazaya/erm/iol/Prtv/SM)