WASHINGTON (Arrahmah.com) – Surat kabar nasionalis Sözcü, mengutip sumber diplomatik anonim, mengatakan delegasi AS pada pertemuan bilateral Rabu pekan lalu (9/8/2018) memberi Turki daftar 15 orang yang ingin mereka bebaskan dari penjara.
Amerika Serikat juga mencari jaminan tertulis dari kelompok yang terdiri dari sembilan pejabat Turki bahwa semua warga AS akan dibebaskan, kata surat kabar itu.
Krisis dalam hubungan diplomatik meletus bulan lalu setelah Wakil Presiden AS Mike Pence dan Presiden AS Donald Trump men-tweet bahwa mereka ingin melihat pembebasan pastur AS Andrew Brunson, seorang misionaris yang telah ditahan di penjara Turki selama lebih dari dua tahun, menghadapi dakwaan mendukung terorisme.
Trump mengatakan Brunson sedang “disandera”. Kemudian laporan mengatakan bahwa Turki dan Amerika Serikat telah merundingkan kesepakatan untuk pembebasan Brunson pada sidang pada tanggal 18 Juli lalu, tetapi ia hanya dipindahkan ke tahanan rumah sebagai gantinya. Amerika Serikat menanggapi dengan menempatkan sanksi global Magnitsky pada dua menteri Turki.
Dalam jatuhnya kurs lira, para pejabat Turki menggembar-gemborkan pertemuan yang dijadwalkan dengan rekan-rekan mereka di AS pada Rabu sebagai sebuah forum penyelesaian krisis.
Setelah jelas bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai dalam pertemuan itu – dengan kedua belah pihak hanya menyelesaikan “untuk terus menjadi mitra yang baik bagi satu sama lain” – lira turun hingga di bawah 5,40 terhadap dolar.
Sözcü mengatakan pada pertemuan tersebut para pejabat AS telah menjelaskan bahwa administrasi Trump mengharapkan pembebasan Brunson, 12 warga AS lainnya dalam penahanan Turki, dan warga Turki Hamza Akçay dan Metin Topuz, yang ditangkap atas pekerjaan mereka untuk misi diplomatik AS .
Selain itu, Sözcü pun melaporkan bahwa AS menolak untuk mengkonfirmasi pihaknya akan memberi Turki pengecualian dari sanksi terhadap Iran untuk memungkinkannya untuk terus membeli minyak dan gas menurut kontrak yang ada. (Althaf/arrahmah.com)