WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat menuduh “Hizbullah” menimbun amonium nitrat di beberapa negara Eropa, menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara gerakan Syiah Libanon dan ledakan besar baru-baru ini di Beirut.
“Sejak 2012, ‘Hizbullah’ telah menimbun amonium nitrat di seluruh Eropa dengan mengangkut kotak pertolongan pertama yang paket dinginnya mengandung zat tersebut,” kata koordinator kontraterorisme AS Nathan Sales.
“Hal semacam itu telah ditemukan di sejumlah negara, termasuk Inggris, Yunani, Perancis, Italia, dan sejumlah lainnya,” katanya dalam transkrip konferensi yang dikirim ke AFP, Jumat (18/9/2020).
“Saya juga dapat mengungkapkan bahwa sisa-sisa amonium nitrat yang signifikan telah ditemukan atau dihancurkan di Perancis, Yunani, dan Italia. Dan seperti yang kita semua saksikan dalam ledakan Pelabuhan Beirut, amonium nitrat adalah zat yang benar-benar berbahaya.”
Ledakan 4 Agustus di Beirut menewaskan lebih dari 190 orang, melukai ribuan orang, dan mengoyak sebagian besar ibu kota Libanon.
Gerakan “Hizbullah”, yang ditetapkan oleh AS sebagai kelompok teroris, memiliki pengaruh atas pelabuhan tersebut, berbagai sumber telah mengonfirmasi kepada AFP.
Ledakan itu disebabkan oleh ledakan berton-ton amonium nitrat -senyawa kimia yang biasa digunakan sebagai pupuk. Itu disimpan selama bertahun-tahun di gudang pelabuhan.
“Kami tahu bahwa ‘Hizbullah’ telah menyimpan amonium nitrat dalam jumlah besar di seluruh Eropa. Kami juga tahu dari apa yang kami lihat di Beirut kekuatan amonium nitrat yang benar-benar merusak,” kata Sales.
“Itu mampu menimbulkan pemusnahan massal jika digunakan sebagai bahan peledak. Itulah mengapa Amerika Serikat menyerukan penyelidikan penuh, terbuka, dan transparan, serta menyeluruh atas ledakan di Beirut.” (haninmazaya/arrahmah.com)