WASHINGTON (Arrahmah.com) – Tidak jelas apakah serangan Pakistan di Swat benar-benar telah berhasil membuat para mujahidin terbunuh atau hanya membuat mereka menyebar. Demikian dikatakan oleh pejabat senior AS mengatakan pada hari Rabu (29/7).
Setelah dituduh AS mengenai diberikannya kekuasaan oleh Pakistan terhadap mujahidin Taliban yang menyebabkan meningkatnya kekhawatiran mengenai stabilitas nuklirnya, pemerintah munafik Pakistan melancarkan serangan ofensif di lembah Swat akhir April lalu dan mengklaim telah tewaskan 1.800 mujahidin.
“Kami tidak mengetahui secara pasti apakah militer Pakistan benar-benar membubarkan atau menghancurkan musuh,” kata Richard Holbrooke, perwakilan khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan, pada para wartawan setelah kembali dari lawatannya ke kedua negara.
“Ujian bagi operasi ini, tentu saja, ketika padra pengungsi kembali. Dapatkan mereka benar-benar kembali ke rumah masing-masing? Apakah mereka aman? Dan kita hanya bisa menunggu,” tambahnya.
Angkatan perang boneka Pakistan mengklaim nyaris mengakhiri operasinya yang dilakukan sejak tiga bulan lalu di lembah Swat dan beberapa distrik di sekitarnya (buner dan Lower Dir), namun masih banyak daerah kantung pertahanan para mujahidin yang luput mereka jangkau.
Namun Holbrook tetap memuji Islamabad karena telah melakukan pergeseran pasukan dari timur perbatasan, di mana Pakistan harus menghadapi pihak yang dianggap sebagai musuh tradisionalnya, India, dan mengirim pasukan bonekanya ke perbatasan barat, di mana Amerika Serikat telah lama menginginkan keterlibatan yang lebih besar Pakistan untuk memuluskan misi AS di negara tetangga Afghanistan dan memusnahkan al Qaidah.
Berbicara ketika dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi di Phuket, Thailand, pada hari Kamis (30/7), menteri luar negeri, Hillary Clinton, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh pejabat AS lainnya, memuji upaya Pakistan dalam menjaga stabilitas keamanan di negaranya.
“Saya harus mengatakan pemerintah Pakistan telah memperlihatkan kemajuan dalam upaya mengembalikan para penduduk ke rumah mereka masing-masing yang disebabkan oleh keberhasilan politik dan militer pemerintah,” kata Clinton ketika dia bertemu Qureshi di pertemuan Asia-Pasifik. (Althaf/arrahmah.com)