MANILA (Arrahmah.com) – Presiden Filipina telah menolak untuk memberikan izin bagi pangkalan militer permanen AS, tapi telah mengizinkan pesawat tak berawak AS untuk melakukan misi pengintaian di negaranya.
“Pesawat mereka bisa datang dan mengisi bahan bakar di sini, tetapi konstitusi kami tidak akan mengizinkan mereka untuk berlabuh secara permanen di sini dalam kondisi apapun,” kata Benigno Aquino pada AFP dalam wawancara di Istana Malacanang di ibukota Manila, Selasa (20/3/2012).
“Namun harus jelas saat mereka keluar masuk,” tambahnya.
Namun, ia melanjutkan, pesawat tak berawak AS tidak diizinkan sedikitpun untuk melakukan serangan atau berpartisipasi dalam operasi tempur karena hal tersebut akan melanggar perjanjian bilateral.
Meskipun Filipina cenderung ketat terhadap latihan militer gabungan dan kunjungan kapal angkatan laut AS ke pelabuhan negara itu, namun Aquino menegaskan bahwa negaranya akan sangat membuka diri bagi pasukan AS.
Pasukan AS telah berada di Filipina sejak awal 2002. Amerika Serikat meningkatkan kehadirannya di wilayah ini dengan merencanakan untuk menggunakan kapal-kapal tempur di Singapura dan mempercepat penyebarannya di Thailand.
Filipina dan Cina memiliki sengketa wilayah maritim yang merebak tahun lalu di tengah sejumlah isu keamanan lainnya.
Mengenai sengketa itu, Aquino mengatakan bahwa negaranya mencari bantuan AS dalam mempromosikan kemampuan pertahanannya dan telah meminta Washington untuk memasok jet tempur F-16, pesawat angkut, kapal patroli, dan sistem radar. (althaf/arrahmah.com)