WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat pada Selasa (25/1/2011)mendesak semua pihak di Mesir untuk menahan diri dari kekerasan berikut bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran yang terinspirasi oleh pemberontakan yang berhasil menggulingkan presiden Tunisia bulan ini.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, juga mengatakan bahwa Amerika Serikat yakin bahwa pemerintah Presiden Mesir, Hosni Mubarak, yang berkuasa selama tiga dekade, telah stabil dan sedang mencari cara untuk memenuhi aspirasi rakyat Mesir.
“Kami mendukung hak berekspresi dan berkumpul bagi semua orang dan kami mendesak agar semua pihak menahan diri dari kekerasan,” kata Clinton pada wartawan dalam menanggapi pertanyaan di sebuah konferensi pers.
“Penilaian kami adalah bahwa pemerintah Mesir sudah stabil dan sedang mencari cara untuk menanggapi kebutuhan dan kepentingan rakyat Mesir,” tambahnya.
“Turun! Turunlah Hosni Mubarak!” teriak pengunjuk rasa menyatakan ketidakpercayaan mereka terhadap penguasa mereka di Kairo. Aparat kepolisian menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air, yang dibalas oleh para pengunjuk rasa melemparkan botol dan batu pada mereka. Beberapa pengunjuk rasa dikejar polisi hingga ke pesisir jalan dan tayangan televisi Reuters sempat memperlihatkan bergabungnya salah satu polisi dengan demonstran, menyuarakan tuntutan yang sama terhadap pemerintah Mesir. (althaf/arrahmah.com)