TEL AVIV (Arrahmah.com) – Amerika Serikat kemungkinan besar melirik Israel di samping Eropa Timur sebagai lokasi yang tepat untuk mengembangkan instalasi komponen perisai nuklir kontroversialnya.
Kemungkinan ini dibahas dalam sebuah artikel yang dimuat dalam harian terbesar Israel, Yerusalem Post edisi Senin (7/9). Artikel itu menyebutkan kemungkinan dipilihnya negara Yahudi ini sebagai lokasi pengembangan perisai nuklir oleh beberapa pejabat Israel.
Amerika sedang bersiap-siap untuk perisai yang sejak lama telah direncanakan, yakni saat Amerika masih ada di bawah kekuasaan mantan Presiden George W. Bush sebagai respon atas ancaman nuklir Iran dan Korea Utara yang saat itu ditempatkan di POlandia dan radarnya tersimpan di Republik Chechnya.
Rusia mengkritik langkah tersebut dan menyebutnya sebagai ancaman keamanan lain. Rusia pun mengancam akan merespon hal tersebut dengan membuat instalasi sistem nuklir potensial, Iskandar-M, di dekat daerah kantung Polandia.
Harian Jerusalem Post menyatakan bahwa Washington kemungkinan akan memasang komponen nuklirnya di Israel untuk meminimalisasi kekhawatiran Moskow.
Harian itu pun mengutip ungkapan salah seorang pejabat tinggi departemen pertahanan Israel yang mengatakan bahwa rencana tersebut sedang dibicarakan agar AS pun bisa membantu Israel untuk mempersenjatai negara Zionis tersebut dengan Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) dan Aegis Ballistic Missile Defense Sistem .
Militer AS diam-diam telah mengirimkan perlengkapan militer ke Israel untuk latihan gabungan dengan Angkatan Udara Israel (IAF) yang rencananya akan dilakukan pada bulan Oktober.
Meskipun asumsi yang dicantumkan dalam artikel tersebut memperoleh pembenaran dari beberapa pihak, pejabat Israel mengatakan, “Amerika Serikat tidak mengajukan permintaan resmi untuk hal tersebut.”
AS telah memasang radar pertahanan nuklir di gurun selatan Negev Israel untuk meningkatkan dan memperluas kemampuan nuklir Tel Aviv.
Sementara itu, Washington menyatakan bahwa pihaknya tengah memikirkan kembali mengenai penyebaran sistem penjagaan nuklirnya di Eropa Timur.
Presiden kedua negara, AS dan Rusia, telah melakukan penelitian mengenai isu ini setelah membuka perhelatan tahunan Majelis Umum PBB.
Akhir bulan lalu, New York Times mengutip pernyataan pejabat pemerintahan AS yang mengatakan bahwa Obama akan berunding dengan rekan Rusianya, Dmitry Medvedev mengenai beberapa wilayah alternatif yang bisa dipakai untuk memasang sistem nuklir ini dalam pertemuan PBB tersebut. (althaf/jp/nyt/prtv/arrahmah.com)