WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden negara penjajah Amerika Serikat dan presiden boneka Yaman pada Kamis (1/8/2013) melakukan pertemuan untuk membahas “kontra-terorisme” dan reformasi politik.
Keduanya menegaskan keinginan mereka untuk “memperluas dan memperkuat hubungan AS-Yaman,” ujar Gedung Putih dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan UPI.
“Presiden Obama menegaskan kembali dukungan AS untuk stabilitas, keamanan, kemakmuran dan kesatuan Yaman,” klaim pernyataan tersebut.
Rilis Gedung Putih juga mengungkapkan pujian AS kepada Mansour Hadi yang telah memajukan “perdamaian, keamanan dan peluang di Timur Tengah”.
Hadi mengatakan kepada Obama bahwa Yaman telah membuat kemajuan dalam restrukturisasi militer dan sedang mempersiapkan reformasi pemilu, referendum konstitusi dan pemilu nasional.
Keduanya menegaskan kembali komitmen mereka untuk kerjasama “kontra-terorisme” yang kuat, membahas berbagai upaya untuk melawan Mujahidin Al Qaeda Semenanjung arab (AQAP) yang mereka anggap sebagai ancaman bagi kedua negara.
Dalam pertemuan ini, Obama juga mengklaim akan menegaskan kembali komitmennya untuk menutup penjara paling kejam di dunia yang berada di Teluk Guantanamo yang telah dia gembar-gemborkan di awal pemerintahannya namun hingga saat ini belum juga dilaksanakan. Dia mengklaim kepada Hadi akan memfasilitasi pemulangan tahanan Yaman. (haninmazaya/arrahmah.com)