WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat akan mempertahankan sekitar 600 tentara di Suriah, kata kepala Pentagon Mark Esper pada Rabu (13/11/2019), meskipun Donald Trump berkeinginan untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam apa yang disebut presiden sebagai “perang tanpa akhir”.
“Kami masih memindahkan pasukan dari timur laut Suriah,” menteri pertahanan AS itu mengatakan ketika ia melakukan perjalanan ke Seoul, di mana ia memulai tur Asianya, Kamis (14/11).
“Kami akan memiliki sekitar 500 hingga 600 pasukan di sana, pada akhirnya,” kata Esper.
Ditanya apakah angka itu termasuk sekitar 200 tentara yang dikerahkan ke pangkalan Al-Tanf di dekat perbatasan tenggara dengan Yordania dan Irak, Esper mengatakan bahwa ia merujuk ke timur laut Suriah, di mana Trump telah menginstruksikan Pentagon untuk mengamankan ladang minyak.
Akan ada sekitar 600 pasukan di seluruh negeri, ia kemudian menegaskan kembali.
Esper mengatakan bahwa jumlahnya bisa berfluktuasi, terutama jika sekutu Eropa memperkuat kehadiran mereka di negara itu.
“Segala sesuatunya berubah. Peristiwa di lapangan berubah. Bisa saja, misalnya, mitra dan sekutu dari Eropa bergabung dengan kami,” katanya. “Jika mereka bergabung dengan kami di lapangan, hal itu akan memungkinkan kami kemampuan untuk memindahkan pasukan AS lebih lanjut di luar sana.”
Pengumuman tiba-tiba Trump bulan lalu bahwa ia telah memerintahkan penarikan pasukan penuh membuat kemarahan di dalam dan luar negeri.
Para pengkritik mengatakan keputusan Trump dapat memungkinkan kebangkitan ISIL atau ISIS sementara meninggalkan pejuang Kurdi sekutu AS di Suriah rentan terhadap serangan Turki.
Presiden AS kemudian mengalah sebagian, mengatakan ia akan meninggalkan beberapa pasukan di wilayah itu untuk melindungi ladang minyak yang berharga. (Althaf/arrahmah.com)