WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pentagon sedang menyiapkan serangan yang lebih intens dan lebih lama dari rencana semula terhadap Suriah, serangan yang diatur untuk tiga hari, lapor LA Times pada Ahad (8/9/2013).
Para pengatur perang saat ini berencana untuk melepaskan rentetan serangan rudal yang akan diikuti dengan cepat oleh serangan tambahan terhadap target yang mungkin terlewatkan atau tetap berdiri setelah peluncuran awal, kata para pejabat salibis AS seperti dikutip Times.
Dua perwira salibis AS mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Gedung Putih telah meminta untuk memperluas daftar target dengan memasukkan lebih banyak target dari daftar semula yang sudah berjumlah sekitar 50 target.
Para perencana Pentagon sekarang sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan para pembom Angkatan Udara, serta lima rudal penghancur AS saat berpatroli di timur Laut Mediterania, untuk meluncurkan rudal jelajah dan rudal udara dari jauh di luar jangkauan pertahanan udara Suriah, menurut laporan tersebut.
Serangan kapal induk USS Nimitz dengan satu kapal penjelajah dan tiga kapal penghancur yang diposisikan di Laut Read juga dilaporkan dapat menembakkan rudal jelajah di Suriah.
“Akan ada beberapa tembakan dan sebuah pengkajian setelah setiap tembakan, tetapi semua [akan selesai] dalam waktu 72 jam dan [akan ada] sebuah indikasi yang jelas ketika kami selesai,” klaim seorang perwira yang dianggap memahami perencanaan serangan tersebut kepada Times.
Rezim Nushairiyah Suriah telah melakukan serangan teroris dan pengecut terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus dengan senjata kimia pada Rabu (21/8) dini hari. Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang dibawa oleh senjata kimia tersebut.
Rencana-rencana militer intensif salibis AS dibuat oleh rezim Obama yang mengklaim tentang perlunya “memberi pelajaran” terhadap rezim Nushairiyah Assad. Bagaimanapun, Obama telah menyatakan bahwa AS tidak akan menggulingkan atau menyerang Assad.
Seorang perwira salibis AS mengatakan kepada Times bahwa rencana operasi “unjuk gigi” AS selama beberapa hari tersebut secara mendasar tidak akan mengubah situasi di lapangan. Bahwa serangan terbatas AS tidak akan cukup menghambat kemampuan militer Assad.
Sejak pembantaian kaum Muslimin yang bermula dari Homs dua tahun lalu sampai ke Ghautah bulan lalu, Presiden Syiah Assad telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan memaksa jutaan orang mengungsi. Namun, saat ini masih banyak warga sipil Suriah yang belum dievakuasi tersebar di beberapa kota di Suriah.
Sementara itu, Bilad al Sham melaporkan bahwa sebanyak 155 tentara Nushairiyah Suriah telah kabur meninggalkan Damaskus. Mereka terbang beserta keluarga mereka melalui Damaskus Airport. Seluruh berkas-berkas di Istana Presiden Syiah Assad juga dilaporkan telah mereka evakuasi.
Tentara Nushairiyah juga dilaporkan telah dengan licik memindahkan kantor keamanan rezim dan markas militer Suriah ke gedung-gedung perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Damaskus. Sejumlah warga sipil bahkan dipaksa mengenakan seragam militer Suriah.
Sedangkan sebanyak 900 tentara Nushairiyah lainnya dilaporkan berencana meninggalkan Suriah dengan truk dan bus dari kota Alwaar. Mereka juga membawa sejumlah besar amunisi dan senjata ke tempat yang belum diketahui. (banan/arrahmah.com)