ERBIL (Arrahmah.id) – AS mengatakan Kamis (29/9/2022) bahwa salah satu warganya tewas dalam serangan Iran di Kurdistan Irak saat secara terpisah mengumumkan penegakan sanksi baru atas penjualan minyak Teheran.
Iran pada Kamis melakukan serangan lintas perbatasan, dengan 13 orang dilaporkan tewas, di tengah kerusuhan di dalam negeri yang dipicu oleh kematian seorang wanita Kurdi Iran dalam tahanan oleh polisi moral.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa seorang warga AS tewas akibat serangan roket di wilayah Kurdistan Irak” pada Kamis, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel, lansir AFP.
Mengutip undang-undang privasi, dia menolak rincian lebih lanjut. Namun dia mengulangi kecaman AS atas serangan itu.
“Kami terus mengutuk pelanggaran Iran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Irak,” kata Patel kepada wartawan.
Ditanya apakah akan ada pembalasan, Patel mengatakan AS memiliki “sejumlah alat dan sejumlah upaya untuk terus meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakan destabilisasi di kawasan itu.”
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi pada polisi moralitas -yang dituduh oleh pengunjuk rasa membunuh Mahsa Amini (22) di dalam tahanan, setelah dia melanggar aturan tentang pakaian wanita- dan telah bekerja untuk mendukung pemulihan akses internet di dalam Iran.
Kerusuhan setelah kematian Amini pada 16 September, yang telah menewaskan puluhan orang, terjadi ketika pemerintahan Presiden Joe Biden bernegosiasi secara tidak langsung melalui Uni Eropa untuk kembali ke kesepakatan nuklir 2015 yang dibatalkan oleh pendahulunya Donald Trump.
Jika Teheran menyetujui persyaratan untuk kembali mematuhi kesepakatan, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, AS akan mencabut larangan sepihaknya terhadap negara lain yang membeli minyak Iran.
Pemerintahan Biden pada Kamis menjelaskan bahwa pihaknya memberlakukan sanksi untuk saat ini, mengumumkan langkah-langkah hukuman atas perdagangan minyak Iran dari perusahaan-perusahaan di Cina, India dan Uni Emirat Arab serta Iran.
“Seiring Iran terus mempercepat program nuklirnya yang melanggar JCPOA, kami akan terus mempercepat penegakan sanksi kami atas penjualan minyak dan petrokimia Iran di bawah otoritas yang akan dihapus berdasarkan JCPOA,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan. (haninmazaya/arrahmah.id)