WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gedung Putih tidak pernah memiliki niat untuk menghentikan serangan teror drone CIA melawan ‘militan’ di tanah Pakistan, sejumlah pejabat AS menyatakan. Langkah ini diambil setelah parlemen Pakistan dengan suara bulat menyetujui pedoman baru yang mengatur hubungan yang bermasalah di negara itu dengan Amerika Serikat.
Para pejabat Amerika mengatakan mereka akan berusaha dalam beberapa bulan mendatang untuk menemukan landasan bersama dengan Pakistan, tapi jika target tersangka teroris tertangkap oleh pesawat tak berawak CIA, mereka akan mengambil tembakan.
Ini bukan pertama kalinya AS telah mengabaikan parlemen Pakistan, yang menuntut mengakhiri serangan drone pada tahun 2008. Apa yang berbeda sekarang adalah bahwa pemerintah Pakistan dalam keadaan politik yang lebih rapuh, dan tidak dapat lagi melanjutkan sikap yang sebelumnya secara diam-diam membiarkan tindakan AS tersebut.
Parlemen menyetujui rekomendasi Kamis dimaksudkan untuk memandu pemerintah Pakistan dalam negosiasi untuk mengatur ulang hubungan AS. Pedoman memungkinkan blokade pada pasokan AS dan NATO akan diangkat. Para anggota legislatif menuntut penghentian CIA dipimpin serangan rudal tapi tidak membuat bahwa prasyarat untuk membuka kembali jalur pasokan.
Hubungan antara Pakistan dan AS goyah setelah serangkaian insiden tahun 2011 yang telah merusak kepercayaan di kedua sisi – dari kontroversi staf CIA Ray Davis yang menewaskan dua warga Pakistan dan kemudian dirilisnya serangan Angkatan Laut AS yang menewaskan Syaikh Usamah bin Laden di Pakistan pada bulan Mei, tanpa izin Pakistan. Hal ini makin parah pada bulan November, ketika pasukan AS menembaki pos perbatasan Pakistan dan menewaskan 24 tentara Pakistan.
Insiden ini menyebabkan pengusiran staf militer AS yang telah bekerja sama dengan pasukan Pakistan, menghambat operasi drone CIA, serta investigasi gabungan oleh dinas intelijen Pakistan bersama CIA dan FBI. Insiden perbatasan ini pun menyebabkan ditutupnya jalur pasokan perbatasan ke Afghanistan, lebih dari dua kali lipat biaya pengiriman perlengkapan untuk upaya perang.
“AS akan terus berasumsi bahwa melindungi kepentingan bersama Pakistan dan AS, terutama berkaitan dengan kontraterorisme, akan dihormati oleh Islamabad,” kata seorang pejabat AS. (althaf/arrahmah.com)