Kementerian pertahanan Jepang mengakhiri operasi lautnya untuk mendukung Amerika Serikat (AS) yang memimpin operasi di Afghanistan. Keputusan ini diambil setelah perselisihan panjang di parlemen, antara pemerintah dan kelompok oposisi yang menentang misi ini.
Keputusan untuk mengakhiri misi ini dibuat Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba. Namun begitu, pemerintah berjanji untuk segera meloloskan aturan baru untuk memberikan dukungan terhadap perlawanan terhadap “terorisme”. Demikian seperti dilansir Associated Press, Kamis (1/11) kemarin.
Jepang yang merupakan sekutu utama AS telah memasok bahan bakar bagi kapal perang tentara koalisi di Samudera Hindia sejak 2001.
Dua kapal Jepang -sebuah kapal perusak dan sebuah kapal bahan bakar- dengan 340 tentara di dalamnya, akan kembali ke Jepang Kamis pekan ini.
AS mulai banyak kehilangan dukungan internasionalnya dalam kasus Iraq dan Afghanistan. Sebelum ini, Inggris akan menarik separoh pasukannya dari Iraq awal tahun depan. Menurutnya, tanggungjawab keamanan akan diserahkan dari pasukan Inggris kepada aparat keamanan Iraq dalam dua bulan ke depan.
Jumlah pasukan Inggris yang dikurangi sekitar 5000 menjadi 2500. Selain itu, sebagaimana pernah disampaikan Perdana menteri Inggris Gordon Brown, tugas pasukan itu yang lebih kecil dari sebelumnya. Kabarnya, tugasnya akan bergeser dari tempur ke melatih dan mendukung pasukan serta polisi Iraq.
Sumber: Hidayatullah