TRIPOLI (Arrahmh.com) – Kedutaan Besar AS di Libya menyambut kembalinya produksi di ladang minyak al-Sharara, ladang minyak terbesar negara itu, dan meminta semua pihak yang bertikai Libya untuk menolak militerisasi sektor energi.
“Sekarang adalah waktunya bagi semua pihak yang bertanggung jawab untuk menolak upaya militerisasi sektor energi dan menundukkan infrastruktur kritis untuk kepentingan asing,” kedutaan men-tweet pada hari Minggu (7/6/2020).
Dimulainya kembali pengilangan, yang dioperasikan sebagai usaha patungan antara National Oil Corp dan Total SA, Repsol SA, OMV AG, dan Equinor ASA, mengikuti langkah mundur Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar dari wilayah barat.
We welcome the NOC announcement of resuming production at the al-Sharara field in #Libya. Now is the time for all responsible parties to reject attempts to militarize the energy sector & subjugate critical infrastructure to foreign interests. Statement: https://t.co/VgCqluTFVO
— U.S. Embassy – Libya (@USEmbassyLibya) June 7, 2020
Libya telah dicengkeram oleh perang berkelanjutan antara Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB dan LNA.
Pada hari Sabtu (6/6), Presiden Mesir Abdul Fatteh al-Sisi mengumumkan rencana perdamaian Inisiatif Kairo, yang didukung oleh Haftar.
Namun, laporan media mengatakan bahwa GNA dan pendukung Turki menolak rencana tersebut sehari setelahnya (7/6). (Althaf/arrahmah.com)