(Arrahmah.com) – Pada Ahad (13/7/2014), sayap media Al-Qaeda, As-Sahab Media, men-tweet link ke sebuah video lama Syaikh Usamah bin Ladin. Dilihat dari isinya, video itu tampaknya direkam pada pertengahan 2001, lansir LWJ.
Bagian pertama ceramah Syaikh Usamah bin Ladin berfokus pada tema Al-Qaeda, termasuk perang melawan Amerika. Al-Qaeda memposting ulang video Syaikh Usamah ini juga untuk mengingatkan mujahidin makna sebuah khilafah yang sesungguhnya.
“Hari ini, dengan rahmat Allah, kita menggambar ulang peta dunia Islam menjadi salah satu negara di bawah bendera kekhalifahan,” kata Syaikh Usamah.
Syaikh Usamah Rahimahullah kemudian menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam menemukan bahwa pilar-pilar tertentu diperlukan untuk membangun sebuah “Daulah Islam yang kuat.”
“Nabi [Shalallahu ‘alaihi wa sallam] menghabiskan 13 tahun di Mekah mencari pilar-pilar ini: kelompok yang kuat, ketaatan dan rasa hormat, hijrah, dan jihad,” kata Syaikh Usamah. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam “melakukan pencarian untuk menemukan empat hal ini,” lanjut Syaikh Usamah. “Beliau ingin menemukan sebuah kelompok yang kuat yang berkeinginan untuk memenangkan jihad kita — dua tuntutan itu saling melengkapi – serta menjadi taat dan hormat. Beliau menemukan empat pilar ini setelah 13 tahun.”
Syaikh Usamah menambahkan: “Mereka yang bergerak dari timur ke barat, mengklaim bahwa mereka ingin mendirikan syariah Allah tetapi tidak ingin membangun prasyarat dan pilar-pilarnya serta tidak mau sabar menghadapi penderitaan dalam menemukan sebuah kelompok, mematuhi pemimpin mereka, berhijrah, dan melaksanakan jihad adalah [orang-orang] jahil dan tidak memahami ajaran Nabi [Shalallahu ‘alaihi wa sallam]. “
Kritik tersirat ini jelas bertepatan dengan Daulah Islam atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irak and the Sham (ISIS), dan kekhalifahan yang mereka umumkan, yang meliputi bagian dari Suriah dan Irak. Bila ditinjau dari perkataan Syaikh Usamah, maka IS belum membangun pilar-pilar yang diperlukan untuk sebuah khalifah, terutama dalam hal “mematuhi pemimpin-pemimpin mereka.”
Bagaimanapun, pengganti Syaikh Usamah, yaitu Syaikh Ayman Az-Zhawahiri telah membahas masalah ini dalam pesan-pesannya mengenai sejarah berdirinya IS. As-Sahab merilis dua pesan dari Syaikh Ayman tentang IS pada bulan Mei. “Dengarkan dan patuhi amir Anda sekali lagi,” kata Syaikh Ayman ketika menanggapi Syaikh Abu Bakar Baghdadi dalam pesan pertama. “Kembalilah pada apa yang syaikh-syaikh Anda, amir-amir Anda, dan orang-orang yang mendahului Anda di jalan jihad dan hijrah, telah bekerja keras untuknya.” Dalam kedua pesannya pada bulan Mei, Syaikh Ayman menyatakan kepada Baghdadi, menunjukkan bahwa “khalifah” yang diangkat IS pernah berada di bawah kepemimpinan Al-Qaeda. Oleh karena itu, dengan menyatakan bahwa Baghdadi tengah menjadi tidak taat terhadap pemimpinnya, Syaikh Ayman juga menyatakan bahwa dia mengabaikan salah satu pilar yang diperlukan untuk membangun Daulah Islam yang benar.
Pernyataan Al-Qaeda terhadap kelompok Syaikh Baghdadi bisa meluas lebih jauh, mengingat bahwa salah satu pilar yang disebutkan oleh Syaikh Usamah juga membutuhkan sebuah kelompok jihad yang menjadi “patuh dan hormat.” Kelompok jihad lainnya juga telah berulang kali mengingatkan kelompok Syaikh Baghdadi yang telah berbalik menjadi tidak sopan terhadap siapa pun yang tidak setuju dengan cara mereka. Perbedaan pendapat ini bahkan menyebabkan pertikaian sengit antara mujahidin di Suriah.
Syaikh Usamah selanjutnya menceritakan, secara singkat, sejarah hubungan antara Al-Qaeda dengan Taliban. Taliban “mengizinkan kita untuk membangun kamp-kamp pelatihan di tanah mereka, terlepas dari semua tekanan internasional terhadap mereka,” kata Syaikh Usamah. “Mereka juga membantu kita dalam persiapan dan pelatihan meskipun mereka tahu bahwa kita sedang mempersiapkan untuk menyerang Amerika Serikat.”
Seorang anggota bertanya kepada Syaikh Usamah tentang baiatnya kepada Mullah Umar, Amir Taliban. Dan tanggapan Syaikh Usamah pun menyerupai bantahan terhadap klaim Syaikh Baghdadi untuk menjadi khalifah yang sah.
“Baiat saya kepada Amirul Mukminin [Mullah Umar] adalah janji agung kesetiaan, yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan riwayat-riwayat Sunnah,” kata Syaikh Usamah. “Setiap Muslim harus mengatur pikiran dan hatinya dan berjanji setia kepada Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar untuk janji agung ini.”
Pengumuman khilafah IS mencoba untuk merebut kekuasaan dan kewenangan semua kelompok jihad lainnya, termasuk Taliban, dengan menuntut bahwa mereka berbaiat kepada khalifah baru. Hal ini menuai kritik dari ulama-ulama jihad yang sangat berpengaruh seperti Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi, serta Al-Qaeda di Maghrib Islami atau Al-Qaeda in the Islamic Maghrib (AQIM).
Syaikh Usamah menyatakan bahwa Mullah Umar adalah seorang yang layak dibaiat, dan implikasi dari kesaksiannya ini ialah bahwa Syaikh Baghdadi tidak layak dibaiat selama masih ada Mullah Umar.
Syaikh Usamah mengutip perkataan Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab, pemimpin Islam abad ke-18, yang mengatakan: “Ketika seorang pria memimpin sebuah daulah dan para ulama di negeri ini menerima keputusannya, maka keputusannya sebagai seorang Amirul Mukminin adalah sah.” Syaikh Usamah mengatakan bahwa Mullah Umar telah memenuhi persyaratan ini, menyatakan bahwa “lebih dari 1.500 ulama [telah] berbaiat” kepada Mullah Umar. Oleh karena itu Syaikh Usamah berpendapat, “adalah kewajiban setiap orang untuk berbaiat kepadanya.”
Dalam kasus Syaikh Baghdadi, situasi tersebut justru sebaliknya. Bahkan sebelum dia mengumumkan kepada dunia bahwa dia adalah khalifah baru, baik dirinya maupun organisasinya mengundang penolakan luas dari para ulama jihad terkemuka, termasuk kelompok-kelompok yang masih memiliki kesamaan ideologi dengan IS. Sementara jihadi menganggap Mullah Umar sebagai penguasa sah Afghanistan yang didukung oleh elemen-elemen jihad Afghanistan, otoritas Baghdadi di dalam wilayah Suriah justru tidak pernah secara luas diakui sebagai kekuasaan yang sah, bahkan menimbulkan konflik antar mujahidin di Suriah.
Secara luas diyakini umat Islam bahwa khalifah baru harus berasal dari suku Quraisy, dari mana para pemimpin Islam terdahulu, termasuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, berasal. Dalam upaya untuk menopang klaim Syaikh Baghdadi untuk menjadi khalifah baru, IS telah menyatakan bahwa dia adalah keturunan dari suku Quraisy.
Syaikh Usamah mengatakan dalam video ini bahwa diakui meskipun Mullah Umar bukan berasal dari suku Quraisy, hal ini tidak menjadi penghalang untuk dia menjadi pemimpin yang sah. Mullah Umar memang bukan berasal dari suku Quraisy, namun Syaikh Usamah mengatakan ini adalah faktor minor yang dapat diabaikan mengingat keadaan yang ada pada saat itu. Syaikh Usamah menegaskan bahwa baiat kepada Mullah Umar adalah sah.
Al-Qaeda telah menasehati kekhalifahan IS selama berbulan-bulan, sebelum kelompok itu mengklaim bahwa Syaikh Baghdadi sebagai khalifah baru. Pada bulan Januari, misalnya, Syaikh Ayman menjelaskan bahwa pemimpin yang sah dari Daulah Islam harus memiliki persetujuan dari tokoh-tokoh jihad terkemuka. Ini merupakan kritik paling utama terhadap Syaikh Baghdadi, yang pertama kali mencoba untuk menjadikan dirinya sebagai penguasa di Suriah.
Beberapa veteran jihad Al-Qaeda telah mendesak pemimpin senior Al-Qaeda untuk berbuat lebih banyak dalam menghadapi IS. Salah satunya Syaikh Hani As-Sibai yang menulis dalam sebuah tweet awal bulan ini bahwa Al-Qaeda perlu mengeluarkan sebuah penyataan eksplisit menolak kekhalifahan IS. Syaikh Hani menulis, “Saran dan sindiran tidak akan mempan!”
Keputusan Al-Qaeda untuk merilis ulang video Syaikh Usamah Rahimahullah dari tahun 2001 ini telah menunjukkan upaya mereka untuk mengungkap klaim-klaim yang dilakukan oleh IS.
(aliakram/arrahmah.com)